RIYADH. Anjloknya harga minyak dunia banyak mempengaruhi perekonomian Arab Saudi. Pasalnya, negara ini memang sangat menggantungkan pendapatan mereka dari penjualan minyak. Namun, kini, ekonomi Arab Saudi mengubah strategi. Salah satunya dengan mengembangkan pasar saham mereka. Targetnya, kapitalisasi market Arab Saudi bisa melonjak hingga dua kali lipat. Beberapa upaya pun dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya saja dengan mendorong perusahaan untuk melakukan
initial public offering (IPO) serta mempermudah perusahaan asing untuk berinvestasi.
Menurut Mohammed Al-Jadaan, Pimpinan Otoritas Pasar Saham Arab Saudi, negara kerajaan ini menargetkan bisa menarik perusahaan swasta dan badan usaha milik pemerintah untuk IPO. Dia memasang target, perusahaan yang tergabung dalam Tadawull All Share Index akan naik menjadi 250 perusahaan dari posisi saat ini 170 perusahaan dalam tujuh tahun. Pada periode yang sama, nilai kapitalisasi pasar juga ditargetkan mampu mencapai US$ 380 miliar. "Pemerintah ingin memastikan bahwa pasar saham akan menjadi perwakilan riil bagi ekonomi dari sisi jumlah," jelas Al Jadaan. Saat ini, lanjutnya, nilai kapitalisasi pasar saham Arab Saudi sudah mencapai 57% dari Produk Domestik Bruto. IPO Aramco Rencana ambisius ini merupakan bagian dari perombakan perkonomian Arab Saudi setelah harga minyak dunia merosot tajam. Proposal tersebut diajukan oleh Deputy Crown Prince Mohammed bin Salman. Proyek tersebut meliputi pelaksanaan IPO dari perusahaan minyak raksasa Aramco; pembentukan
wealth fund terbesar dunia: serta kebijakan anggaran baru yang ditargetkan mampu menghasilkan tambahan sekitar US$ 100 miliar per tahun pada 2020. Al Jadaan juga menguraikan, pengembangan pasar saham dan obligasi dengan menambah jumlah perusahaan yang listing serta produk baru merupakan kunci utama menarik banyak uang ke sistem ekonomi.
Selain itu, Otoritas Pasar Saham Arab Saudi juga berencana mengembangkan transaksi derivatif, pasar obligasi, serta memperkenalkan
real estate investment trust. "Market akan mengalami reformasi besar-besaran untuk memfasilitasi arus dana yang masuk ke kerajaan, dan Tadawul memiliki peranan besar untuk menarik investasi asing," jelas Rami Sidani, head of frontier investment Schroders Plc di Dubai. Sidani menambahkan, privatisasi agresif sangat dibutuhkan untuk membantu pemisahaan ekonomi Arab Saudi dari minyak. Pada Senin (4/4) kemarin, Tadawul Index melompat 1,4%, terbesar sejak 17 Maret lalu. Sedangkan pada Selasa (5/4), indeks acuan Arab Saudi itu turun tipis 0,2%. Meski demikian, sepanjang tahun ini, Tadawul Index masih melaju 10%.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie