Sawit bisa jadi penyelamat ekonomi lesu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Corporate Affairs Asian Agri sekaligus salah satu penulis buku, M. Fadhil Hasan mengungkapkan Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia memiliki peran yang sangat strategis dan penting. Keberhasilan bisa dicapai karena adanya kemitraan antara petani dan perusahaan kelapa sawit. Dalam acara diskusi buku "Menumbuhkembangkan Kemitraan Pertanian: Lesson Learned Model Kemitraan Petani Asian Agri" yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Hasan menyebutkan, ada dua aspek yang menyebabkan kemitraan itu menjadi penting.

"Pertama, aspek pertumbuhan. Dengan adanya kemitraan baik yang besar yang orientasinya adalah growth, bisa tumbuh dengan baik. Tapi di sisi lain juga menyediakan aspek pemerataan. Jadi, pertumbuhan itu tidak hanya dimiliki dan dihasilkan oleh perusahaan yang skalanya besar tetapi juga oleh para petani itu sendiri yang skalanya kecil. Jadi aspek pertumbuhan dan aspek pemerataan itu bisa disesuaikan oleh kemitraan itu sendiri," paparnya. Dalam bukunya, ia menjabarkan ada lima hal penting yang penting yang menjadi pokok bahasan. Yakni peran sawit bagi petani dan perekonomian nasional, kemitraan pertani dan perusahaan dalam industri sawit, kemitraan dan praktik perkebunan berkelanjutan, model pembelajaran kemitraan dalam usaha sawit, serta kunci menumbuhkembangkan kemitraan, terutama antara petani dan korporasi. Sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia, sawit memiliki kontribusi besar di bidang perekonomian. Di antaranya ekspor dan kontribusi devisa, penyerapan tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, memiliki potensi besar sebagai bahan baku industri dan diolah menjadi produk-produk industri, pemerataan pembangunan ekonomi wilayah dan sebagai penerimaan negara. "Dari data BPS, ada sekitar 4 juta tenaga kerja yang terserap di sektor sawit. Sehingga hal ini juga berperan penting dalam pengentasan kemiskinan," terangnya dalam kata sambutan acara di Mecanthile Penthouse, WTC, Jakarta, Senin (30/10). Di samping itu, Indonesia sawit juga berperan penting dalam pemerataan ekonomi wilayah, di mana kerap kali terjadi ketimpangan di Pulau Jawa dan luar Jawa. Ia menekankan, dalam kemitraan petani-perusahaan dalam industri sawit ada tiga aspek yang menjadi kunci sukses kemitraan yakni trust, social capital, dan certainty. Dengan adanya kemitraan tersebut, petani diharapkan dapat lebih memperhatikan perbaikan kinerja yang telah dihasilkan. Untuk diketahui, minyak sawit (CPO/Crude Palm Oil) menjadi komoditas dengan sumbangan ekspor terbesar kedua di Indonesia, di mana pada 2016 ekspor CPO sebesar USD 14,36 miliar. Hasil sawit Indonesia menjadi penyumbang 10% dari total eksport Indonesia pada tahun 2016.

Jumlah yang jauh lebih tinggi dibanding ekspor minyak dan gas yang masing-masing berkontribusi sebesar 3% dan 5% dari total nilai ekspor nasional 2016. Dalam pasar sawit global, Indonesia dan Malaysia menjadi penguasa ekspor komoditas sawit. Di mana kedua negara menguasai sekitar 85% produksi sawit dunia dan 90% pangsa ekspor. Di Indonesia, sebanyak 51% dikuasai oleh Indonesia sendiri untuk produksi sawit dunia dan 47% pangsa ekspor dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina