JAKARTA. Indonesia berambisi memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) seberat 40 juta ton pada 2020. Untuk mencapai produksi sebesar itu, setidaknya, butuh tambahan lahan seluas 3 juta hektare (ha). Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, menghitung, untuk menambah lahan seluas itu, dibutuhkan investasi sekitar Rp 300 triliun. "Setiap ekspansi lahan sawit satu hektare (ha) membutuhkan biaya senilai Rp 100 juta," kata Joko kepada KONTAN, Minggu lalu (3/2). Saat ini, total luas areal lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 8,9 juta ha. Dari jumlah itu, hanya 4,4% lahan yang belum menghasilkan tanaman. Lainnya, sekitar 8,5 juta ha sudah menghasilkan. Kalau dirinci, seluas 6 juta ha adalah perkebunan swasta dan 2,5 juta ha perkebunan rakyat. "Lahan adalah kunci penting untuk menaikkan produksi," kata Joko. Potensi lahan di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk menanam sawit masih seluas 18 juta ha.
Sawit butuh investasi Rp 300 triliun hingga 2020
JAKARTA. Indonesia berambisi memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) seberat 40 juta ton pada 2020. Untuk mencapai produksi sebesar itu, setidaknya, butuh tambahan lahan seluas 3 juta hektare (ha). Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, menghitung, untuk menambah lahan seluas itu, dibutuhkan investasi sekitar Rp 300 triliun. "Setiap ekspansi lahan sawit satu hektare (ha) membutuhkan biaya senilai Rp 100 juta," kata Joko kepada KONTAN, Minggu lalu (3/2). Saat ini, total luas areal lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 8,9 juta ha. Dari jumlah itu, hanya 4,4% lahan yang belum menghasilkan tanaman. Lainnya, sekitar 8,5 juta ha sudah menghasilkan. Kalau dirinci, seluas 6 juta ha adalah perkebunan swasta dan 2,5 juta ha perkebunan rakyat. "Lahan adalah kunci penting untuk menaikkan produksi," kata Joko. Potensi lahan di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk menanam sawit masih seluas 18 juta ha.