Sawit Sumbermas bidik produksi CPO tahun ini bisa naik 17%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) optimistis kinerja tahun ini bisa lebih baik. Hal itu melatarbelakangi perusahaan untuk meningkatkan produksi produk perkebunan seperti crude palm oil (CPO) dan tandan buah segar (TBS). Hal ini berpotensi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan pada tahun ini.

Swasti Kartikaningtyas, Head of Corporate Secretary SSMS menyatakan tahun ini perusahaan membidik bisa memproduksi crude palm oil (CPO) dengan kenaikan 17%. Target produksi tahun ini diprediksi bisa mencapai 346.589 ton CPO.

Selain itu, target produk Tandan Buah Segar (TBS) tahun ini mencapai 1,47 juta metrik ton, dari sebelumnya tahun 2017 sebanyak 1,25 juta metrik ton. “Ini karena peningkatan produksi masing-masing kebun,” kata Swasti kepada Kontan.co.id, Rabu (21/3).


Kenaikan produksi tersebut berkorelasi dengan meningkatnya hasil produksi masing-masing kebun. Bukan hanya itu, peningkatan tersebut juga diimbangi dengan penambahan kapasitas pengolahan pabrik. Asal tahu, SSMS sedang berproses membangun pabrik baru.

“Progres masih on track. Targetnya kedua pabrik bisa produksi tahun ini. Terdekat direncanakan pertengahan tahun sudah ada satu yang siap,” lanjutnya.

Setelah kapasitas pengolahan tersebut jadi, sebenarnya SSMS membidik peluang untuk menambah jumlah lahan. Hanya saja, regulasi dari pemerintah masih mengatur adanya moratorium penambahan lahan. Sehingga saat ini SSMS masih mengoptimalkan lahan yang dimiliki.

Kedepan, dia masih optimistis melihat pertumbuhan sektor kelapa sawit. Meskipun penurunan harga komoditas CPO belakangan ini menjadi sorotan, dia menilai hal itu masih dalam kalkulasi perusahaan. Sehingga SSMS masih bisa mengatasi dan mengatur strategi penjualan lebih lanjut. Hal itu nampak dari capaian pendapatan tahun 2017 yang berhasil tumbuh 19,03% menjadi Rp 3,24 triliun, dengan laba bersih naik 33,03% menjadi Rp 787,08 miliar.

Swasti menilai, sektor komoditas ini mendapat dukungan dari pemerintah. Hal ini bisa menjadi modal yang baik untuk mendukung penjualan kelapa sawit. Meskipun, pada pemasaran global saat ini ada tekanan dari Parleman Eropa. Dimana pada Januari lalu menyatakan untuk menghentikan penggunaan CPO sebagai bahan bakar pada 2021.

“Bahkan dengan kemenangan anti dumping oleh pemerintah, pasar menjadi terbuka dan Uni Eropa mengakui biodiesel Indonesia dengan memenangkan anti dumping itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia