KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (
SSMS) masih optimistis akan bisnis minyak kelapa sawit mentah alias
crude palm oil (CPO) di paruh kedua ini. Per 30 Juni 2023, SSMS telah memproduksi sebanyak 240.000 metrik ton CPO. Produksi Palm Kernel (PK) mencapai 44.660 metrik ton dan 9.784 metrik ton Palm Kernel Oil (PKO). Direktur Sawit Sumbermas Sarana Jap Hartono menjelaskan dari sisi operasional hingga tutup 2023, SMSS membidik pertumbuhan produksi CPO sekitar 20% jika dibandingkan 2022.
Adapun pada 2022, produksi minyak kelapa sawit SSMS mencapai 508.100 metrik ton. Artinya, SSMS menargetkan produksi CPO bisa mencapai di kisaran 609.720 metrik ton. "Untuk mencapai target tersebut, SSMS akan lebih memaksimalkan pemupukan dan juga peningkatan riset untuk potensial pembuahan," ucapnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/9).
Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) Menyerap 55% Belanja Modal Tahunan pada Kuartal I 2023 Sejalan dengan itu, SSMS mengalokasikan belanja modal alias
capital expenditure (capex) senilai Rp 500 miliar–Rp 600 miliar untuk 2023 untuk infrastruktur, perkebunan, dan ekspansi lahan. Jap berharap kontribusi penjualan dapat lebih dominan pada semester dua 2023. Ini sejalan dengan adanya lonjakan harga CPO yang terjadi dalam sebulan terakhir. "Harapannya, kontribusi untuk semester kedua ini lebih dominan," kata Jap Hartono. Dari sisi kinerja keuangan, SSMS membukukan penjualan sebesar Rp 2,86 triliun pada Semester I-2023. Sementara, laba bersih emiten sawit ini mencapai Rp 231,96 miliar. Head Of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati secara teknikal target terdekat SSMS saat ini menguji resistance dalam rentang Rp 1.280–Rp 1.300.
Menurutnya, kenaikan harga CPO dalam sebulan terakhir dapat menjadi katalis bagi SSMS. Lonjakan harga komoditas ini didorong oleh penurunan produksi akibat El Nino. "Di sisi lain, ekonomi Indonesia sebagai salah satu konsumen CPO dan produk olahan minyak kelapa sawit masih baik sehingga bisa menjaga tren permintaan," jelas Valdy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari