KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatat kenaikan penjualan 24,78% menjadi Rp 2,97 triliun pada kuartal III-2018 yang periode sama tahun sebelumnya Rp 2,38 triliun. Laba periode berjalan turun 41,29% dari Rp 619,67 miliar menjadi Rp 363,04 pada kuartal-III 2018. Ini seiring dengan beban pokok penjualan yang mengalami kenaikan 37,61% menjadi Rp 1,50 triliun dari sebelumnya Rp 1,09 triliun. Direktur Utama SSMS Vallauthan Subraminam mengatakan jika penurunan laba terjadi karena kurs efek dan harga CPO. "Karena penurunan kurs 17% dan harga CPO 20%. Tapi baiknya kita jual di dollar dan dapat di rupiah sehingga natural hedging disitu dan itu yang membuat lebih aman," ujiar dia, Kamis (13/12). Sejauh ini, pendapatan SSMS berasal dari penjualan CPO yang diekspor ke China, India dan Bangladesh dengan rata-rata ekspor 60% -70%. Untuk mengembangkan pasar yang lebih luas, emiten ini mengincar Nepal, Burma, Laos, Kamboja, Bulgaria dan Uzbekistan. Sayang, manajemen tidak gamblang menyebutkan kontribusi pada kinerja keuangan tahun depan. "Tim kita sudah mengadakan roadshow ke negara-negara tersebut, untuk lebih mengenal calon pembeli agar ada wider consumer base," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sawit Sumbermas (SSMS) incar negara baru untuk ekspor CPO
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatat kenaikan penjualan 24,78% menjadi Rp 2,97 triliun pada kuartal III-2018 yang periode sama tahun sebelumnya Rp 2,38 triliun. Laba periode berjalan turun 41,29% dari Rp 619,67 miliar menjadi Rp 363,04 pada kuartal-III 2018. Ini seiring dengan beban pokok penjualan yang mengalami kenaikan 37,61% menjadi Rp 1,50 triliun dari sebelumnya Rp 1,09 triliun. Direktur Utama SSMS Vallauthan Subraminam mengatakan jika penurunan laba terjadi karena kurs efek dan harga CPO. "Karena penurunan kurs 17% dan harga CPO 20%. Tapi baiknya kita jual di dollar dan dapat di rupiah sehingga natural hedging disitu dan itu yang membuat lebih aman," ujiar dia, Kamis (13/12). Sejauh ini, pendapatan SSMS berasal dari penjualan CPO yang diekspor ke China, India dan Bangladesh dengan rata-rata ekspor 60% -70%. Untuk mengembangkan pasar yang lebih luas, emiten ini mengincar Nepal, Burma, Laos, Kamboja, Bulgaria dan Uzbekistan. Sayang, manajemen tidak gamblang menyebutkan kontribusi pada kinerja keuangan tahun depan. "Tim kita sudah mengadakan roadshow ke negara-negara tersebut, untuk lebih mengenal calon pembeli agar ada wider consumer base," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
