Sayang Dilewatkan, Ini 8 Pemikiran Istimewa Warren Buffett Soal Finansial



KONTAN.CO.ID - OMAHA. Investor kawakan Warren Buffett memiliki sejumlah pemikiran yang sayang jika dilewatkan. Pemikirannya bisa bermanfaat untuk meningkatkan kinerja keuangan investor.

Setiap tahun, Buffett mengeluarkan surat yang ditujukan kepada investor Berkshire Hathaway. Isinya, dia memberikan pandangan sekilas tentang pemikirannya tentang pasar keuangan. Meskipun biasanya terkait dengan investasi profesional, pemikiran Buffett sering kali berhubungan dengan bagaimana seorang individu dapat mengelola uang dengan lebih baik.

Baca Juga: Warren Buffett memberi hadiah Natal berupa saham kepada kerabatnya


Kontan mengutip delapan kutipan dari surat-surat Buffett yang fenomenal, termasuk surat dari kakek Buffett tentang pentingnya penghematan dana darurat dan kata-kata manis tentang istri Buffett dan rumah keluarga. Berikut penjelasannya seperti yang dirangkum dari The Ezonomics dan The Motley Fool:

1. Me, myself and I

Pada 2008, Buffett mencatat bahwa ia menjalankan perusahaan dengan hati-hati dan selalu dengan uang yang lebih dari cukup. Kami tidak akan pernah mau mengandalkan kebaikan orang asing untuk memenuhi kewajiban masa depan. ”Dari sudut pandang keuangan pribadi, ini dapat diartikan sebagai, dalam masa yang tidak pasti satu-satunya orang yang dapat Anda andalkan secara finansial adalah diri Anda sendiri. Ini kata-kata bijak Buffett tentang perencanaan dan persiapan.

Baca Juga: Warren Buffett: Kita semua adalah domino dan sangat dekat

2. Menggunakan aturan 50 tahun

Sebelum berinvestasi di sebuah perusahaan, tanyakan pada diri Anda apakah bisnis ini akan tetap berkembang dalam 50 tahun. Inilah sebabnya mengapa Buffett secara historis menghindari saham teknologi. Sejumlah sektor yang bisa dilirik antara lain bahan makanan, rumah, asuransi, dan layanan perbankan. Semuanya akan diminati selama beberapa dekade mendatang.

Di sisi lain, apakah orang masih membutuhkan komputer laptop di tahun 2065? Mungkin, tapi mungkin juga tidak.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie