SBI Sasar Peluang Infrastruktur&Perumahan Berkelanjutan dengan Semen Ramah Lingkungan



KONTAN.CO.ID - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI/Perusahaan) melaporkan kinerja keuangan konsolidasi yang telah diaudit untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Berikut adalah ringkasan kinerjanya:

    •    Total volume penjualan: 9,8 juta ton     •    Pendapatan: Rp8,74 triliun     •    Beban pokok pendapatan: Rp7 triliun     •    Laba bruto: Rp1,7 triliun     •    EBITDA: Rp1,4 triliun     •    Laba periode berjalan: Rp422 miliar

Tinjauan Kinerja dan Tantangan Industri


Perlambatan ekonomi global yang memengaruhi aktivitas ekonomi domestik berdampak pada kinerja industri semen. Berdasarkan laporan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi pasar semen domestik mengalami penurunan 2,5% year-on-year dari Januari hingga September 2024. Meskipun demikian, Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar, menyatakan bahwa SBI tetap optimis terhadap fundamental ekonomi Indonesia, didukung komitmen pemerintah dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur dan pemenuhan backlog perumahan sebesar 9,9 juta unit.

Dukungan Terhadap Pembangunan dan Inovasi Produk Ramah Lingkungan

Asri Mukhtar menyampaikan bahwa “SBI mendukung upaya pemerintah yang akan menyediakan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat, serta membuka peluang pertumbuhan bagi sektor bahan bangunan.” SBI terus berinovasi dalam portofolio produk semen yang berkualitas dan ramah lingkungan, di antaranya dengan produk beremisi karbon lebih rendah hingga 38% dibandingkan semen konvensional. Produk utama termasuk semen merek Dynamix, Semen Andalas, serta beton bernilai tambah seperti SpeedCrete (beton cepat kering untuk perbaikan jalan) dan ThruCrete (beton berpori untuk meminimalkan genangan air).

Proyeksi Bisnis hingga Akhir 2024

Di tengah tantangan industri, SBI berhasil mempertahankan profitabilitas dengan menurunkan beban hutang melalui percepatan pembayaran. SBI juga berkomitmen untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada guna mencapai pertumbuhan kinerja yang solid. Asri Mukhtar menambahkan bahwa prospek industri semen diperkirakan membaik seiring dengan komitmen pemerintah pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek strategis lainnya. Program pemerintah yang bertujuan membangun 3 juta unit rumah per tahun mulai 2025 juga membuka peluang untuk pengurangan backlog perumahan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Pengembangan Pasar dan Sinergi Strategis

Selain menyediakan produk hijau, SBI terus berupaya mencapai target melalui penguatan sinergi dengan SIG untuk pengelolaan pasar domestik serta memperluas pasar ekspor melalui kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC). “Kami akan terus fokus pada inovasi untuk mencapai operasional yang semakin efisien, berkelanjutan, dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan pemangku kepentingan,” pungkas Asri Mukhtar.

Pengakuan atas Komitmen Keberlanjutan

Komitmen SBI dalam menjaga operasional berkualitas dan menerapkan prinsip keberlanjutan mendapatkan pengakuan melalui penghargaan Good Mining Practice dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk tiga pabriknya di Narogong (Jawa Barat), Lhoknga (Aceh), dan Tuban (Jawa Timur). Pada aspek sosial, SBI juga menerima penghargaan khusus atas program Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita, bekerja sama dengan Posyandu dan Puskesmas, dalam ajang CSR Awards oleh Investortrust.

Tentang PT Solusi Bangun Indonesia Tbk

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk adalah sebuah perseroan terbuka yang mayoritas sahamnya (83,52%) dimiliki dan dikelola oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG. Perseroan menjalankan usaha yang terintegrasi dari semen, beton siap pakai, agregat dan layanan pengelolaan limbah yang mengoperasikan empat pabrik semen di Narogong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Tuban (Jawa Timur), dan Lhoknga (Aceh), dengan total kapasitas 14,8 juta ton semen per tahun, dan mempekerjakan lebih dari 2.000 orang.

Baca Juga: Pekerja Konstruksi Terampil:Solusi guna Bangun Infrastruktur Berkualitas di Indonesia

Selanjutnya: Wall Street Ambruk pada Jumat (15/11) Karena Penurunan Suku Bunga Akan Lebih Lambat

Menarik Dibaca: Memanfaatkan Cuan Reksadana dengan Fitur Dividen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti