SBI Transisi, PUAB dan Repo Ramai



JAKARTA. Masa transisi pemanjangan profil jatuh tempo instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sejak 10 Maret lalu 2010, sudah hampir berakhir. Kalau tidak ada aral melintang, mulai hari ini, Rabu (9/6), sistem lelang SBI resmi beroperasi satu bulan sekali untuk seterusnya.

Bank Indonesia (BI) memanjangkan masa lelang dari sepekan sekali menjadi sebulan sekali agar perbankan terbiasa mengelola likuiditas dalam rentang yang lebih panjang. Juga sebagai bagian financial deepening alias pendalaman pasar keuangan. Praktisnya, BI ingin agar bank lebih mengoptimalkan pasar uang antar bank (PUAB) dan transaksi repurchase agreement (repo) SBI.


Sejauh ini, BI menilai tujuan tersebut sudah mulai menampakkan hasil. Ini terlihat dari data terakhir volume transaksi di PUAB dan repo yang kian membengkak. "PUAB semakin ramai, demikian juga pasar repo dan pasar sekunder SBI," kata Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah kepada KONTAN, Senin (7/6).

Difi mencontohkan kondisi di PUAB. Sebelum perubahan waktu lelang, volume transaksi perbankan di PUAB hanya sekitar Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun per hari. "Itu rata-rata volume harian PUAB selama periode 2009 hingga Februari 2010," ujarnya. Selama rentang itu, frekuensi PUAB rata-rata sebesar 190 kali per hari.

Begitu ada perubahan waktu lelang atau selama masa transisi, yakni dari Maret 2010 hingga Mei 2010, volume transaksi di PUAB mengalami peningkatan menjadi Rp 10,5 triliun per hari. Sedangkan frekuensi transaksi mencapai 234 kali per hari.

Bukan hanya PUAB yang menjadi lebih ramai pascakebijakan baru. Transaksi perbankan di pasar repo SBI juga mulai mekar. Kalau selama tahun 2009 hingga Februari 2010 nilai transaksi repo hanya sebesar Rp 90 miliar per hari. Nah, selama masa transisi, volumenya melonjak menjadi Rp 150 miliar per hari.

Difi menambahkan, pasar sekunder SBI juga naik dua kali lipat. "Sampai Februari volumenya Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun per hari. Selama masa transisi mencapai Rp 4,5 triliun per hari," jelasnya.

Bank sudah siap

Perbankan mengaku siap dengan perubahan jadwal lelang SBI. Presiden Direktur Bank PT OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) Parwati Surjaudaja bilang, pihaknya sudah mengantisipasi sejak rencana perubahan jadwal lelang diumumkan. "Jadi, tidak ada lagi masalah," pungkasnya.

Selain ke SBI, OCBC NISP mengalokasikan ekses likuiditasnya ke instrumen Fine Tune Kontraksi, PUAB, dan repo. "Saat ini kepemilikan SBI kami Rp 4 triliun-Rp 5 triliun," imbuh Managing Director OCBC NISP Rama P. Kusumaputra.

Wakil Direktur PT Bank BTN Tbk Evi Firmansyah menambahkan, masa transisi kemarin dimanfaatkan bank untuk mengatur kembali manajemen likuiditasnya. "Yang pasti, saat ini dan ke depan kami harus lebih berhati2-hati mengatur likuiditas mengingat masa lelang lebih panjang," katanya. "Repo dan PUAB akan makin ramai," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa