SBR004 diproyeksi bakal memberi kupon di kisaran 7,5%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran saving bond ritel (SBR) seri SBR004 tinggal menghitung hari. Rencananya, hari ini pemerintah akan mengumumkan kupon instrumen investasi bagi investor ritel yang satu ini.

Sebagai informasi, SBR004 tetap menjadikan BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR) sebagai acuan kuponnya. Instrumen surat utang ini biasanya mematok tingkat kupon yang dihitung dari besaran BI 7-DRR ditambah spread yang ditentukan pemerintah.

Bank Central Asia (BCA), yang merupakan salah satu distributor SBR004, telah menghitung untuk tingkat kupon minimal atawa floating with floor bagi SBR004 di level 7,5%–7,75%. "Rencana kami, kupon akan di taruh dengan spread 2,25%–2,50% dari BI7DRR," kata Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja pada KONTAN, Selasa (14/8).


Lebih lanjut, Jahja mengatakan, hitungan BCA tersebut berdasarkan dua asumsi. Pertama, saat ini suku bunga acuan sudah mengalami kenaikan mencapai 100 basis poin sejak SBR003 ditawarkan pada bulan Mei lalu.

Kedua, harga obligasi tenor tiga tahun, yang menjadi referensi SBR003, dan harga obligasi tenor dua tahun untuk SBR004 sebenarnya tidak berubah signikan. Harga hanya berubah 0,5% dari bulan Mei ke bulan Agustus ini.

"Jadi persentase spread SBR004 dari BI 7-DRR masih lebih rendah dari SBR003, walaupun risikonya masih lebih besar lantaran adanya situasi krisis Turki dan perang dagang," jelas Jahja.

Namun, ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail masih melihat kisaran spread yang diminta agen penjual ini menarik. Ini karena kupon sudah ada di kisaran 7,5%–7,75% untuk obligasi yang jatuh temponya dua tahun.

Posisi tersebut sudah lebih tinggi dari yield FR0031 yang jatuh tempo 2020, yakni sebesar 7,16%. "Harusnya masih cukup menarik, bahkan saat ini yield untuk obligasi acuan 10 tahun atau seri FR064 baru tembus 8%. Jadi bedanya tipis," jelas Mikail.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra juga berpendapat, jika pemerintah memberi spread di kisaran 225 hingga 250 basis poin, penawaran ini sudah tergolong premium. Hal ini sudah mengantisipasi risiko dari SBR, yang walau menyasar investor ritel, tetapi tidak dapat ditransaksikan di pasar sekunder.

Sekadar mengingatkan, pada Mei lalu, pemerintah telah menerbitkan SBR003 yang memiliki floating with floor sebesar 6,8%. Angka ini berasal dari spread 225 basis dari posisi BI-7DRR yang kala itu masih ada di level 4,25%. Penjualan SBR003 sebelumnya berhasil menyentuh angka Rp 1,98 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati