SBR005 akan tetap laris asalkan kupon yang ditawarkan sekitar 8%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen saving bond ritel seri SBR005 dinilai akan tetap laris ketika ditawarkan kepada investor ritel selama kupon yang ditetapkan berada di kisaran 8%.

Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management menilai, jika kupon SBR-005 berada di area 8%, maka instrumen ini memiliki daya tarik yang cukup tinggi di mata para investor ritel.

Apalagi, seperti seri-seri sebelumnya, SBR005 juga akan menerapkan kupon bersifat floating with floor. Dengan demikian, kupon instrumen ini berpeluang naik ketika suku bunga acuan mengalami kenaikan. Potensi ini cukup terbuka mengingat suku bunga acuan masih bisa naik paling tidak dua kali lagi di tahun 2019.


“SBR005 juga cukup menarik karena pajak obligasi lebih rendah 5% ketimbang pajak deposito,” tambahnya, Kamis (3/1).

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar juga optimistis SBR005 akan memperoleh jumlah pemesanan yang besar dari para investor ritel. Terlebih lagi, investor dituntut lihai memanfaatkan momentum di tengah maraknya penerbitan SBN ritel sepanjang tahun ini.

Ini mengingat yield Surat Utang Negara (SUN) belum tentu akan setinggi tahun lalu. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan kupon SBN ritel di bulan-bulan berikutnya akan berada di bawah level 8%. “Keuntungan yang diperoleh investor pun tidak setinggi ketika membeli SBN ritel saat kupon masih di atas 8%,” tandasnya.

Terlepas dari itu, ia bilang bahwa pemerintah tetap perlu cermat dalam menentukan spread untuk SBR005. Sebab, besaran spread akan mempengaruhi tingkat kupon instrumen tersebut. “Salah satu alasan utama investor ritel bisa didorong masuk ke pasar adalah tawaran kupon yang menarik,” ungkap Anil.

Anil memandang, jika berkaca pada kondisi pasar dan tingkat suku bunga acuan terkini, maka spread SBR005 bisa turun 25 bps dari posisi spread yang ditetapkan untuk seri SBR004. Artinya, SBR005 berpeluang memiliki spread sebesar 2,3% atau 230 bps.

Angka 25 bps dianggap Anil sudah cukup fair bagi para investor ritel. Jika penurunan spread terjadi lebih dalam atau 50 bps, justru hal itu bisa memicu berkurangnya minat investor terhadap SBR005. “Investor akan pikir-pikir dahulu karena potensi kupon yang didapat bisa saja lebih rendah dari SBN ritel sebelumnya,” terangnya.

Sebagai catatan, pemerintah akan menetapkan kupon SBR005 pada 8 Januari mendatang. Sementara masa penawaran instrumen tersebut berlangsung pada 10—24 Januari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati