KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menetapkan kupon Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR005 sebesar 8,15% dengan spread sebesar 215 basis poin terhadap suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 6%. Analis memproyeksikan penjualan SBR005 akan laris karena tawaran kupon yang diberikan cukup tinggi. Sekedar informasi, pada seri SBR004 kupon yang ditawarkan sebesar lebih rendah, yaitu 8,05% dengan
spread sebesar 255 basis poin terhadap suku bunga 5,5%. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar mengatakan tingkat kupon yang lebih tinggi tersebut sangat menarik untuk investor ritel.
Tawaran SBR005 menarik karena ini kesempatan bagi investor ritel untuk mendapat kupon tinggi dan memanfaatkan bunga mengambang. "Tahun ini kemungkinan BI menaikkan suku bunga masih ada meski lebih sedikit dibanding tahun lalu, tetapi ini juga kesempatan bagus sebelum di tahun selanjutnya suku bunga bergerak tetap atau mulai turun," kata Anil, Selasa (8/1). Kupon SBR005 dengan tenor dua tahun ini juga memberikan
spread 20 basis lebih tinggi dibandingkan dengan
yield obligasi tenor 10 tahun. Ifan Mohamad Ihsan, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menambahkan kupon yang ditawarkan SBR005 harusnya masih menarik minat investor karena di angka 8,15% setara dengan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 11 tahun. "Berarti investor bisa mengambil keuntungan seperti nilai SUN tenor 11 tahun yang tentunya sebagai kompensasi instrumen tersebut tidak bisa ditransaksikan di pasar sekunder," kata Ifan.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga menilai kupon yang ditawarkan SBR005 cukup tinggi. Pajak SBR005 sebesar 15% sementara pajak deposito sebesar 20%. Wawan menghitung
net dari 8,15% sekitar 7% ini relatif masih lebih tinggi dari bunga deposito yang setelah terkena pajak sekitar 5%. "SBR005 layak beli karena aman dan cukup likuid karena ada fasilitas
early redemption," kata Wawan, Selasa (8/1). Wawan memproyeksikan penjualan SBR005 bisa capai paling tidak Rp 5 triliun. Sebelumnya, penjualan SBR004 mencapai Rp 7 triliun. Terkait nilai penerbitan, Ifan mengatakan baik pemerintah maupuan investor sebenarnya memiliki opsi yang banyak, apakah akan dimenangkan sekarang dalam jumlah besar atau tidak. Mengingat pemerintah sudah mencanangkan untuk melakukan penerbitan instrumen SBR ini secara rutin setiap bulan.
"Jadi nantinya bergantung pada strategi dari masing-masing pihak kapan waktu yang tepat untuk masuk ke instrumen ini," kata Ifan. Mengenai spread yang lebih rendah, Ifan mengatakan itu menjadi hal yang wajar karena pemerintah tentu berhati-hati terhadap kenaikan suku bunga. Apalagi bila dibandingkan dengan penawaran seri sebelumnya, bunga acuan juga telah mengalami peningkatan. "Bagi yang membeli SBR004 beruntung karena spread lebih tinggi, yang beli SBR005 jadi kurang beruntung karena spread lebih rendah, tetapi nilai awal kupon yang ditawarkan sudah lebih tinggi dan sangat menarik bagi investor ritel," tambah Anil. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi