KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau pemerintah belum mengumumkan secara resmi besaran kupon Savings Bond Ritel seri SBR006, instrumen tersebut diperkirakan akan laris-manis ketika ditawarkan kepada investor pada 1—16 April mendatang. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, potensi maraknya pemesanan SBR006 sangat terbuka. Apalagi jika pemerintah tidak menurunkan selisih atau spread tetap SBR006 terhadap suku bunga acuan yang berada di level 6%. Dengan kata lain, spread tetap masih di level 2,15% sehingga kupon instrumen ini ada di level 8,15%. Isu perebutan dana pihak ketiga (DPK) antara pemerintah dan perbankan juga dianggap tidak akan terlalu mempengaruhi penawaran SBR006. Buktinya, walau isu tersebut telah beredar sejak beberapa waktu lalu, pemerintah selalu mencapai oversubscribe di tiap penawaran SBN ritel sebelumnya.
SBR006 dinilai akan tetap laris ketika ditawarkan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau pemerintah belum mengumumkan secara resmi besaran kupon Savings Bond Ritel seri SBR006, instrumen tersebut diperkirakan akan laris-manis ketika ditawarkan kepada investor pada 1—16 April mendatang. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, potensi maraknya pemesanan SBR006 sangat terbuka. Apalagi jika pemerintah tidak menurunkan selisih atau spread tetap SBR006 terhadap suku bunga acuan yang berada di level 6%. Dengan kata lain, spread tetap masih di level 2,15% sehingga kupon instrumen ini ada di level 8,15%. Isu perebutan dana pihak ketiga (DPK) antara pemerintah dan perbankan juga dianggap tidak akan terlalu mempengaruhi penawaran SBR006. Buktinya, walau isu tersebut telah beredar sejak beberapa waktu lalu, pemerintah selalu mencapai oversubscribe di tiap penawaran SBN ritel sebelumnya.