SBR012 Laku Keras, Mitra Distribusi Catatkan Penjualan Positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR012 laku keras. Masyarakat antusias terhadap penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel perdana di tahun ini yang tinggal berlangsung hingga esok pukul 10.00 WIB.

Berbagai Mitra Distribusi (Midis) yang menyalurkan penawaran SBR012 mengungkapkan bahwa penjualan telah berjalan positif. Di samping sifatnya yang aman, SBR012 menarik karena juga didukung tingkat kuponnya.

Pemerintah telah menambahkan kuota nasional SBR012 menjadi Rp 25 triliun, dengan rincian Rp 18,25 triliun untuk SBR012-T2 dan Rp 6,75 triliun untuk SBR012-T4. Awalnya, kuota penjualan SBR012 ditetapkan hanya senilai Rp 10 triliun.


Per Rabu (8/2) sore, penjualan SBR012-T2 telah mencapai Rp 16,13 triliun. Sedangkan penjualan SBR012-T4 mencapai Rp 5,3 triliun. Secara total, penjualan kedua seri mencapai Rp 21,43 triliun.

Baca Juga: Masa Penawaran Ditutup Besok, Pemesanan SBR012 Tembus Rp 20 Triliun

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mencermati bahwa instrumen investasi SBR012 memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri, sehingga banyak diburu investor.

Pemerintah menerbitkan dua jenis SBR012 yaitu SBR012-T2 dengan tenor 2 tahun disertai kupon 6,15% dan SBR012-T4 dengan tenor 4 tahun disertai kupon 6,35%. Hal tersebut memberikan fleksibilitas bagi investor untuk memilih SBR012 yang sesuai dengan jangka waktu investasinya. 

Tren kenaikan suku bunga juga telah membuat minat masyarakat semakin melambung. Sebab, sifat kupon SBR012 yakni floating with floor alias mengambang dengan batas minimal yang mengacu pada suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate.

"Penerbitan SBR012 kali ini menjadikan SBN Ritel sebagai salah satu instrumen investasi yang favorit bagi masyarakat," ujar Hera kepada Kontan.co.id, (8/2).

Baca Juga: Cermat Membeli Obligasi Ritel Pemerintah, Pertimbangkan Hal Ini

Hera bilang, BCA menyambut baik penerbitan Surat Berharga Negara Ritel Saving Bonds Ritel seri SBR012. BCA juga berkomitmen mendukung penuh langkah pemerintah dalam penerbitan SBR012 ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus turut memberikan kemudahan investasi kepada masyarakat. 

Adapun per 5 Februari 2023, nilai pemesanan SBR012 melalui BCA diklaim telah lebih dari Rp 5 triliun. Pemesanan SBR012 bisa melalui aplikasi Welma dan KlikBCA Individu, serta fitur Welma di aplikasi myBCA.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto turut senang atas minat tinggi masyarakat. SBR012 jadi pilihan karena tingkat kuponnya menarik di tengah ketidakpastian risiko global. 

"SBR012 juga dapat menjadi instrumen diversifikasi untuk menjaga kinerja portofolio investasi agar lebih stabil," kata Aestika kepada Kontan.co.id, Rabu (8/2).

Baca Juga: SBR012 Diserbu Investor, Mitra Distribusi Kantongi Penjualan Maksimal

Aestika mengatakan, kondisi terkini penjualan SBR012 seri SBR012-T2 mendapatkan minat yang lebih tinggi dibanding seri SBR012-T4. Hal tersebut karena investor sudah terbiasa dengan tenor 2 tahun seperti seri-seri sebelumnya.

Namun, SBR012-T4 juga mendapat respons yang cukup baik, terutama bagi investor dengan preferensi investasi yang lebih panjang dan memiliki tingkat kupon yang lebih tinggi.

BRI optimistis dapat menjual SBR012 sebesar Rp 150 miliar sampai masa penawaran berakhir di tanggal 9 Februari 2023. Pada hari pertama penjualan, SBR012 melalui BRI kurang lebih sudah terjual sebesar Rp 97 miliar. 

Baca Juga: Kuota SBR012 Ditambah, Masa Penawaran Masih 10 Hari

Co- Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menambahkan bahwa SBR012 dilirik investor karena produknya terbilang aman yang dijamin oleh negara. Dan juga, berinvestasi SBR012 saat ini cukup menguntungkan karena didukung imbal hasilnya bersifat floating with floor.

Hanya saja, Reynold belum ingin membeberkan terkait rekap penjualan SBR012 hingga sekarang. Hal itu karena masa penawaran produk SBR012 masih berjalan.

"Saat ini yang menjadi fokus Modalku bukanlah target penjualan, akan tetapi fokus untuk meningkatkan awareness masyarakat terkait alternatif investasi demi mendukung perekonomian Indonesia," `kata Reynold kepada Kontan.co.id, Selasa (7/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati