JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mendapatkan tekanan yang luar biasa untuk menaikkan harga bahan bakar subsidi (BBM). Tekanan menurut SBY berasal dari kalangan partai politik tertentu, media massa konvensional tertentu, dan sejumlah pihak. SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat ini "curhat", bahwa dirinya pada tahun 2004 tidak mendesak pemerintahan yang ada untuk segera menaikkan BBM subsidi. "Padahal dulu gab yang ada jauh sekali antara harga subsidi dan harga keekonomiannya," kata SBY dalam video resmi yang diunggah di youtube bertajuk "Tidak Mau Bebani Rakyat, Presiden SBY Pertahankan Harga BBM". Video berdurasi 24.47 menit tersebut diunggah pada Jumat (29/8/2014). Dia mengatakan, ingin memahami mengapa dipaksa untuk menaikkan harga BBM. Jika memang alasannya untuk menurunkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintahannya sudah melakukan langkah-langkah. Contohnya adalah dengan menaikkan harga BBM pada tahun lalu, dan pada tahun ini menaikkan tarif dasar listrik, harga gas, dan pemotongan anggaran. "Itu dalam rangka mengurangi defisit," katanya.
SBY: Ada tekanan luar biasa menaikkan harga BBM
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mendapatkan tekanan yang luar biasa untuk menaikkan harga bahan bakar subsidi (BBM). Tekanan menurut SBY berasal dari kalangan partai politik tertentu, media massa konvensional tertentu, dan sejumlah pihak. SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat ini "curhat", bahwa dirinya pada tahun 2004 tidak mendesak pemerintahan yang ada untuk segera menaikkan BBM subsidi. "Padahal dulu gab yang ada jauh sekali antara harga subsidi dan harga keekonomiannya," kata SBY dalam video resmi yang diunggah di youtube bertajuk "Tidak Mau Bebani Rakyat, Presiden SBY Pertahankan Harga BBM". Video berdurasi 24.47 menit tersebut diunggah pada Jumat (29/8/2014). Dia mengatakan, ingin memahami mengapa dipaksa untuk menaikkan harga BBM. Jika memang alasannya untuk menurunkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintahannya sudah melakukan langkah-langkah. Contohnya adalah dengan menaikkan harga BBM pada tahun lalu, dan pada tahun ini menaikkan tarif dasar listrik, harga gas, dan pemotongan anggaran. "Itu dalam rangka mengurangi defisit," katanya.