SBY akan ke Riau via Padang sore ini



JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan hasil pemantauan terkini kondisi kebakaran hutan di Riau. Hasilnya, 162 titik api masih terbakar.Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, hingga hari ini, berdasarkan pantauan hotspot dari satelit NOAA, titik api berjumlah 16 titik: Bengkalis 3, Dumai 1, Inhil 11 dan Meranti 1. "Sedangkan hotspot dari satelit Terra/Aqua MODIS total 162 titik yang konsentrasinya di wilayah utara Riau," kata Sutopo, di Jakarta, Sabtu, (15/4).Saat ini, kabut asap masih menyelimuti Riau khususnya Rohil, Bengkalis, Siak, Rohul, Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Inhil dan Inhu, bahkan sampai ke wilayah Sumbar. Jumat malam Pekanbaru diguyur hujan selama 10 menit. Kualitas udara dalam kondisi berbahaya, nilai ISPU Bengkalis, Siak, Pekanbaru, Rohul, Kampar, Pelalawan, Kuansing > 300 psi. "Ini membuat sekolah sementara masih libur," ujar Sutopo.Selain itu, Visibility Pekanbaru pagi ini 500 m. Di Kandis asap mulai menipis dan sinar matahari tembus ke permukaan. Dengan kondisi tersebut Helikopter akan dipindahkan di Dumai untuk meningkatkan intensitas water bombing di wilayah utara."Sore ini Presiden SBY akan berkunjung ke Riau via Padang. Dari Padang menggunakan jalur darat ke Riau. Presiden akan melihat langsung operasi di lapangan dan setelah itu akan menyerahkan kepada Kepala BNPB," imbuh Sutopo. Dalam waktu dekat, akan segera tiba 1 brigade TNI sebanyak 2.500 personil dari Jakarta via Padang, terdiri dari 2 batalyon AD, 1 batalyon AU dan 1 batalyon AL untuk memperkuat pasukan kewilayahan di Riau dalam pemadaman titik api dan mempersempit ruang gerak para pembakar dan ilegal logging.Terakhir, untuk pelaksanaan operasi terpadu mengatasi bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan, BNPB menyediakan anggaran Rp 500 miliar. "Dana ini untuk operasi water bombing, modifikasi cuaca, operasional pengerahan pasukan dan pemadaman di darat, dan peralatan, logistik, transportasi dan lainnya," pungkas Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie