SBY: ASEAN motor pertumbuhan ekonomi dunia



NUSADUA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi membuka ajang Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN (ASEAN Finance Ministers' Meeting/AFMM) ke-15 di Bali, pagi ini. Pertemuan itu akan membahas kerja sama keuangan 10 negara ASEAN bersama dengan Jepang, Korea Selatan, dan China. Selain menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN+3, hadir pula perwakilan dari lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), International Monetary Fund (IMF), dan Bank Dunia. Wakil dari Bank Dunia tak lain adalah mantan menteri keuangan Indonesia, Sri Mulyani, yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia untuk Asia Pasifik, Amerika Latin, Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara. "Saya baik-baik saja, baru tiba kemarin malam. Tadi pagi sudah bicara dengan presiden," ujar Sri yang tampak segar mengenakan terusan batik berwarna hijau pupus. Presiden SBY dan Menkeu Agus Martowardojo menyampaikan pidato pembukaan pertemuan tahunan menteri keuangan ASEAN tersebut. AFMM ke-15 kali ini akan membahas upaya ASEAN untuk menguatkan kerja sama keuangan regional Asia Timur di tengah sejumlah tantangan. Menurut SBY, tantangan pertama adalah berlanjutnya ketidakseimbangan global (global imbalances). Maklum, ketika dunia sedang berada dalam tahap pemulihan krisis, negara-negara Asia pulih lebih dahulu. Otomatis, ini akan menyedot modal dan investasi asing masuk ke Asia (capital inflow). "Capital inflow dan capital outflow dapat mengakibatkan efek berlawanan terhadap fundamental makroekonomi kalau dana itu masuk besar-besaran," ujar Agus. Tantangan lainnya adalah tekanan dari kenaikan harga komoditas, termasuk minyak, dan semakin parahnya dampak bencana alam dan perubahan iklim. Dus, ASEAN harus mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan. Misalnya, apa yang telah dilakukan untuk mengatasi krisis di masa mendatang, bagaimana memastikan ketahanan pangan dan energi, serta bagaimana usaha bersama maupun sendiri-sendiri untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Meski ASEAN sudah pernah menghadapi ini di 2008 silam, ASEAN harus bergerak lebih cepat sebagai motor ekonomi dunia. SBY juga menekankan agar ASEAN bergerak lebih cepat menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015. Untuk itu ada 3 prioritas ASEAN di 2011 dan tahun selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan ini. Pertama, memastikan perkembangan dan pelaksanaan ASEAN Community. Dalam hal keuangan, ini artinya meliberalisasi sektor finansial, pasar modal, dan manajemen arus dana asing. Selain itu juga melanjutkan kerja sama bea cukai dan ASEAN Single Window. Sementara tantangannya adalah menyikapi masalah perpajakan yang terkait dengan integrasi ini. Kedua, SBY mengajak ASEAN untuk lebih bersatu dan kompetitif sebagai penggerak regionalisme Asia Timur. Dalam hal ini ASEAN telah menjalankan beberapa usaha seperti cadangan dana bersama dalam Chiang Mai Initiative hingga koordinasi dan pengawasan makroekonomi kawasan. Ketiga, ASEAN tetap ikut berkontribusi dalam perjanjian dan kepemimpinan global. Bagi SBY, tanpa regionalisme yang dinamis takkan ada globalisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie