SBY desak PBB bentuk pasukan perdamaian di Suriah



JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa melakukan misi penciptaan perdamaian di Suriah. Melalui pembentukan peace making force untuk mengakhiri krisis yang terjadi selama ini. "Untuk suksesnya misi penciptaan perdamaian, Indonesia berpandangan sangatlah mungkin untuk ke-5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB membentuk peace making force di bawah bendera PBB," kata SBY di Istana Negara, Kamis (19/7). Secara terperinci, SBY menyampaikan tiga usulannya menyangkut krisis Suriah. Pertama, segera saat ini juga dilakukan penghentian tindakan kekerasan bahkan pertempuran. Situasi saat ini di Suriah sudah bisa disebut sebagai perang saudara. "Langkah inilah yang pertama kali harus dilakukan dan Indonesia benar-benar berharap PBB untuk dapat segera sepakat untuk mengambil tindakan ini," ujarnya. Kedua, apabila dengan mandat yang sekarang ini tidak cukup efektif lagi untuk menghentikan semua bentuk kekerasan dan pertempuran yang terjadi, maka Indonesia berkeyakinan kini sudah saatnya untuk mempertimbangkan penyesuaian mandat berdasarkan Pasal 7 Piagam PBB. Perubahan ini pada intinya mentransformasi misi utama PBB, dari semata memelihara perdamaian menjadi misi untuk menciptakan perdamaian. Ketiga, upaya menciptakan perdamaian benar-benar ditujukan untuk menciptakan perdamaian yang saat ini tidak lagi terdapat di Suriah. namun upaya penciptaan perdamaian ini tidak perlu dikaitkan dan tidak harus senantiasa dikaitkan dengan tuntutan perubahan kekuasaan politik ataupun keberlanjutan pemerintah yang saat ini sedang berkuasa di Suriah. Menurutnya membangun perdamaian secara terpadu di Suriah tentunya harus berpedoman pada prinsip-prinsip yang diterapkan dalam operasi perdamaian PBB. Saat ini sangat penting untuk segera mengambil langkah guna mencegah situasi di Suriah berubah menjadi tragedi kemanusiaan yang dahsyat. "Saya berkeyakinan tanggung jawab untuk menghentikan situasi ini tidaklah semata-mata di tangan masyarakat Suriah dan pemerintahnya, tetapi juga tanggung jawab bersama masyarakat Internasional," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.