SBY dihadiah helm pasukan PBB dari Ban Ki-moon



BOGOR. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan penghargaanya atas partisipasi kontingen garuda di berbagai belahan dunia dalam misi perdamaian. Sebagai simbolnya, Sekretrasi Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon menghadiahi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berupa helm pasukan pemeliharaan perdamaian. Helm berwarna biru muda dan bertuliskan UN warna perak itu secara langsung diberikan oleh Ban Ki-moon kepada SBY di hadapan para veteran pasukan perdamaian, dan sejumah duta besar negara sahabat, di Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Selasa (20/3).Ban Ki-moon pun meminta SBY untuk langsung mengenakan helm tersebut. SBY sendiri sempat menjadi salah satu pasukan pemeliharaan perdamaian PBB di Bosnia pada tahun 1995.Sejak 8 Januari 1957, Indonesia telah berpartisipasi mengirimkan pasukan pemeliharaan perdamaian melalui kontingen Garuda I ke Mesir yang dilanjutkan dengan pengiriman kontingen Garuda II dan Garuda III ke Kongo pada 1962 silam. Hingga 2008 lalu, Indonesia telah mengirimkan kontingen Garuda ke-26 untuk menjaga perdamaian di Lebanon Selatan.Ban Ki-moon dalam pidatonya yang berjudul UN Peacekeeping: Challanges and Opportunities for Indonesia, the region and Beyond' sangat mengapresiasi partisipasi Indonesia dalam pasukan pemeliharaan perdamaian PBB. Terlebih dengan niatan Indonesia yang hendak terus menambah jumlah personil pasukan pemeliharaan perdamain. Dengan target mencapai 10.000 personil, bakal menempatkan Indonesia dalam jajaran 10 negara terbanyak kirim pasukan perdamain. Terlepas dari itu, Ban Ki-moon akan sangat merasa senang jika Indonesia bisa memberikan kontribusi untuk mengirimkan sejumlah perlengkapan penting, seperti helikopter. "Saya pribadi mendesak semua negara anggota untuk memberikan kontribusi pasukan dan peralatan terutama helikopter," katanya.Ban Ki-moon bercerita selama kepemimpinannya, telah secara signifikan meningkatkan jumlah perempuan dalam misi-misi perdamaian penjaga perdamaian PBB. Menurut dia, sekitar 30% dari petugas sipil misi penjaga perdamaian PBB adalah kaum perempuan, namun hanya 9% yang berasal dari kelompok polisi dan 4% personel militer."Kami harus meningkatkan jumlah kaum perempuan. Tidak hanya untuk memenuhi kuota namun juga untuk memberikan contoh tentang persamaan gender. Kami harus lebih baik, perempuan adalah yang terbaik untuk tugas ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini