SBY Dukung Ambon Sebagai Lumbung Ikan Nasional



AMBON. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung pencanangan Provinsi Maluku sebagai lumbung ikan nasional.Dengan potensi perikan laut mencapai 1,6 juta ton, SBY meminta kontribusi semua pihak untuk mendukung langkah pencanangan tersebut; termasuk jajaran Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk memajukkan sektor perikanan Maluku."Saya mendukung pencanangan Maluku sebagai lumbung ikan nasional," tegas Presiden, Selasa (3/8), pada acara puncak Sail Banda 2010.KKP telah menegaskan bahwa pihaknya berambisi menggenjot potensi perikanan tangkapandikawasan Indonesia Timur, dengan menjadikan Provinsi Maluku sebagai lumbung perikanan laut nasional.Sebenarnya, pemerintah memproyeksikan, potensi penangkapan ikan laut diperairan domestik sebanyak 5,12 juta ton atawa sekitar 80% dari angka tangkapan maksimum (Maximum Sustainable Yield/MSY) 6,4 juta ton. Namun, Kepala Badan Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan KKP Sahala Hutabarat mengatakan, potensi penangkapan ikan laut Indonesia telah berlipatganda menjadi sekitar 8 juta ton – 10 juta ton. Berarti, total kuota ikan yang dapat ditangkap pun ikut bertambah.“Saat ini kami memang masih memutakhirkan datanya. Tapi perkiraan saya masih bisa direvisi,” tandasnya.Saat ini, jumlah izin penangkapan ikan laut yang dirilis oleh KKP baru menyentuh angka 4,95 juta ton. Nah, salah satu cara memaksimalkan potensi perikanan laut tersebut adalah dengan mencanangkan Maluku sebagai lumbung perikanan laut nasional; dengan potensi perikanan tangkapan dari Maluku sebanyak 1,6 juta ton. Menurut Gubernur Maluku Karel Alberth Ralahalu, kapasitas penangkapan ikan di seluruh ranah Ambon baru mencapai 300.000 ton. Maluku masih bisa mengisi sekitar 900 ribu ton ikan tangkapan untukmemenuhi angka proyeksi potensi nasional 5,12 juta ton.Sebagai bagian program pencanangan lumbung ikan laut nasional, KKP berencana meresmikan klaster penangapan ikan yang dilengkapi oleh industri pengolahan ikan milik Grup Artha Graha di Kota Tual, Maluku. Meski belum tersusun data potensi penangkapan ikan yang akurat, klaster tersebut ditengarai mampu menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja.Alasan lain KKP memfokuskan pada pengoptimalan potensi penangkapan ikan di perairan Indonesia timur karena wilayah tersebut masih tergolong kaya akan biota laut, bila dibandingkan dengan wilayahpengelolaan perikanan (WPP) di daerah Jawa bagian Utara. “Jadi kami menggunakan pendekatan dengan mengoptimalkan daerah yang memiliki potensi penangkapan ikan,” kata Sahala. Kini Indonesia memiliki 11 WPP, dengan perairan Jawa bagian utara telah masuk kategori zona merah atau potensi ikan sudah menipis. Sedangkan, perairan disekitar Maluku, misalkan Arafuru masih menyimpan segudang potensi. “Karena perairan ini belum tereksploitasi,” terang Sahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: