SBY hanya ajukan dua nama calon deputi Gubernur BI



JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melayangkan nama calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, Komisi XI DPR RI, mitra kerja BI, menganggap jumlah kandidat yang diajukan masih kurang. Presiden hanya menyorongkan dua nama, sementara ada dua kursi deputi gubernur BI yang masa jabatannya akan berakhir November nanti.

Dalam suratnya, Presiden mengajukan Direktur Eksekutif Departemen Riset dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo dan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Hendar. Mereka akan memperebutkan posisi deputi gubernur non-aktif Budi Mulya.

Deputi gubernur lain yang bakal pensiun adalah Ardhayadhi Mitroadmojo. Ia membawahi bidang logistik dan pengamanan, keuangan internal, unit penyelesaian aset, kesekretariatan dan unit museum. Nah, Presiden tidak mengirimkan nama calon pengganti Ardhayadi.


"Harusnya nama calon yang diajukan minimal empat orang karena ada dua deputi gubernur yang masa jabatannya berakhir November ini," ujar Wakil ketua Komisi XI, Harry Azhar Aziz, Rabu (19/9). Komisi XI akan melayangkan surat kepada Presiden untuk meminta lagi dua nama calon pengganti Ardhayadi.

"Bila calon tambahan tidak diserahkan dan tidak ada penjelasan, kami tidak akan melaksanakan fit and proper test," tukasnya.

Kepala Biro Humas BI, Difi Ahmad Johansyah menjelaskan, BI memang sengaja mengusulkan dua nama ke Presiden untuk diajukan ke DPR. Perry dan Hendar diplot untuk mengisi kursi yang ditinggalkan Budi Mulya. "Sedangkan untuk posisi Ardhayadi tidak ada pengganti karena jabatan tersebut bakal ditiadakan," katanya.

Sebagai gantinya, BI mengangkat pejabat asisten gubernur. Dia yang kelak mengurusi keuangan internal, kesekretariatan, logistik dan unit museum BI. "Selain itu, menurut Undang Undang BI nomor 23 tahun 1999, dalam setahun BI hanya bisa mengajukan dua nama deputi gubernur," katanya.

Awal 2012, Mahkamah Agung baru saja melantik Ronald Waas sebagai deputi menggantikan Budi Rochadi yang meninggal dunia. Hendar mengatakan, dalam fit dan proper test, ia akan mengusung tema peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan moneter serta pengelolaan devisa.

"Pada waktunya Insya Allah saya bisa elaborasi lebih jauh," ujarnya melalui pesan singkat ke KONTAN. Bagi Hendar, ini pengalaman pertamanya masuk bursa pencalonan. Sedangkan bagi Perry, ini adalah pencalonannya yang keempat kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie