JAKARTA. Kisruh tentang kenaikan harga kedelai di pasaran ternyata menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mengaku tahu bahwa pasokan kedelai ke perajin berkurang bersamaan dengan melambungnya harga komoditas ini. Menurutnya, hal itu disebabkan karena ada gangguan iklim dan persoalan global. "Ketika ada gangguan iklim dan persoalan global lainnya, harga kedelai dunia juga naik," ucapnya. Keterangan ini disampaikan SBY melalui akun resmi Facebook, Jumat malam (20/9). "Saya memantau masyarakat masih membicarakan soal kedelai, baik kurangnya pasokan ke perajin, maupun tingginya harga," ujar SBY. Presiden menghitung, saat ini kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,5 ton hingga 3 juta ton. Sementara kedelai yang dapat dihasilkan petani hanya mencapai 800.000 ton. "Hal ini berarti kita masih kekurangan sekitar 65% lagi pasokan," terangnya. Sementara itu, lanjut Ketua Umum Partai Demokrat ini, produksi kedelai dalam negeri masih kurang karena petani enggan menanam karena harga kurang dari 7.000 per kilogram (kg). Sebab jika kedelai dijual di bawah harga tersebut, petani pasti merugi. Padahal, kebutuhan kedelai dalam negeri semakin meningkat seturut dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Mantan Menko Polhukam ini mengatakan kebijakan pemerintah adalah meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Tapi karena masih ada kekurangan maka masih diimpor. Masih lewat jejaring sosial, SBY menyampaikan harapannya agar tidak ada pedagang yang melakukan hal-hal yang membuat harga kedelai naik secara tidak wajar.
SBY: Harga kedelai mahal karena iklim
JAKARTA. Kisruh tentang kenaikan harga kedelai di pasaran ternyata menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mengaku tahu bahwa pasokan kedelai ke perajin berkurang bersamaan dengan melambungnya harga komoditas ini. Menurutnya, hal itu disebabkan karena ada gangguan iklim dan persoalan global. "Ketika ada gangguan iklim dan persoalan global lainnya, harga kedelai dunia juga naik," ucapnya. Keterangan ini disampaikan SBY melalui akun resmi Facebook, Jumat malam (20/9). "Saya memantau masyarakat masih membicarakan soal kedelai, baik kurangnya pasokan ke perajin, maupun tingginya harga," ujar SBY. Presiden menghitung, saat ini kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,5 ton hingga 3 juta ton. Sementara kedelai yang dapat dihasilkan petani hanya mencapai 800.000 ton. "Hal ini berarti kita masih kekurangan sekitar 65% lagi pasokan," terangnya. Sementara itu, lanjut Ketua Umum Partai Demokrat ini, produksi kedelai dalam negeri masih kurang karena petani enggan menanam karena harga kurang dari 7.000 per kilogram (kg). Sebab jika kedelai dijual di bawah harga tersebut, petani pasti merugi. Padahal, kebutuhan kedelai dalam negeri semakin meningkat seturut dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Mantan Menko Polhukam ini mengatakan kebijakan pemerintah adalah meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Tapi karena masih ada kekurangan maka masih diimpor. Masih lewat jejaring sosial, SBY menyampaikan harapannya agar tidak ada pedagang yang melakukan hal-hal yang membuat harga kedelai naik secara tidak wajar.