JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui, krisis global membawa dampak bagi perekonomian Indonesia. Dampak ini terlihat dari penurunan kinerja ekspor Indonesia. Pernyataan ini dikemukakan Presiden SBY dalam Pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2014 di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (16/8). Menurut SBY, penurunan kinerja ekspor membuat neraca perdagangan Indonesia memburuk. Akibatnya, kondisi neraca pembayaran juga melemah. "Selain itu kinerja APBN juga mengalami tekanan, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara," kata SBY. SBY menambahkan, dalam kondisi seperti itu, koordinasi erat antara kebijakan fiskal dengan moneter menjadi sangat penting. "Kecukupan suplai dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok masyarakat harus kita amankan agar inflasi terjaga," kata SBY. Khusus untuk menjaga daya beli dan penguatan pasar domestik, pemerintah melakukan langkah "Keep Buying Strategy". Kebijakan ini, menurut SBY, amat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi namun disaat bersamaan sektor riil tetap bergerak. "Jika daya beli masyarakat tetap terjaga, sektor riil akan bergerak," ujar SBY. Lebih jauh, SBY mengatakan, strategi Keep Buying Strategy adalah salah satu penyelamat ekonomi Indonesia saat terjadi krisis keuangan global tahun 2008. Namun untuk implementasi lebih lanjut, pemerintah masih merumuskan strategi tersebut dengan menyiapkan paket stimulus, untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja. "Upaya ekstra juga dilakukan untuk mengendalikan inflasi, agar daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga," ujar SBY.
SBY: Krisis global pengaruhi ekonomi Indonesia
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui, krisis global membawa dampak bagi perekonomian Indonesia. Dampak ini terlihat dari penurunan kinerja ekspor Indonesia. Pernyataan ini dikemukakan Presiden SBY dalam Pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2014 di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (16/8). Menurut SBY, penurunan kinerja ekspor membuat neraca perdagangan Indonesia memburuk. Akibatnya, kondisi neraca pembayaran juga melemah. "Selain itu kinerja APBN juga mengalami tekanan, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara," kata SBY. SBY menambahkan, dalam kondisi seperti itu, koordinasi erat antara kebijakan fiskal dengan moneter menjadi sangat penting. "Kecukupan suplai dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok masyarakat harus kita amankan agar inflasi terjaga," kata SBY. Khusus untuk menjaga daya beli dan penguatan pasar domestik, pemerintah melakukan langkah "Keep Buying Strategy". Kebijakan ini, menurut SBY, amat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi namun disaat bersamaan sektor riil tetap bergerak. "Jika daya beli masyarakat tetap terjaga, sektor riil akan bergerak," ujar SBY. Lebih jauh, SBY mengatakan, strategi Keep Buying Strategy adalah salah satu penyelamat ekonomi Indonesia saat terjadi krisis keuangan global tahun 2008. Namun untuk implementasi lebih lanjut, pemerintah masih merumuskan strategi tersebut dengan menyiapkan paket stimulus, untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja. "Upaya ekstra juga dilakukan untuk mengendalikan inflasi, agar daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga," ujar SBY.