JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) curhat lagi. SBY mengaku sering mengambil kebijakan yang berisiko secara politik demi kepentingan masyarakat Indonesia. Menurutnya, kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah kebijakan yang berisiko secara politik, tapi ia harus mengambil kebijakan itu agar rakyat tidak dirugikan."Saya senang, dan begitulah yang seharusnya dalam pembahasan APBN-P pemerintah tidak masuk ke arena politik, sehingga rakyat mengerti bahwa pemerintah sering mengambil risiko politik. Tapi itu lebih baik, karena terus terang kalau APBN-P tidak dihasilkan, saya khawatir akan terjadi apa-apa dengan perekonomian kita dan Rakyat Indonesia yang dirugikan," ujar SBY dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (20/6).Presiden menuturkan, ia senang karena para menteri yang terlibat dalam pembahasan APBN-P di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak terjebak dan membawa pembahasan dalam arena politik. Pasalnya, pemerintah pernah memiliki pengalaman membawa persoalan APBN di arena politik. Tapi, SBY mengaku senang terhadap para pembantunya karena lebih menggunakan logika, penalaran dan kalkulasi dalam pembahasan ketimbang urusan politik.Sudah seharusnya, lanjut SBY, dalam mengambil keputusan pemerintah harus bersatu dan mengesampingkan urusan politik untuk sementara. Dengan cara itu, solusi yang betul-betul berguna buat rakyat bisa didapatkan. Presiden mengakui bahwa saat ini tengah memasuki musim pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada 2014 mendatang.Meskipun demkian, SBY mengaku sebenarnya masih banyak cara politik yang lebih sehat, yang lebih mendidik dan tidak menimbulkan persoalan yang tidak perlu. Karena itu, Ketua Umum Partai Demokrat ini mengucapkan terimakasih kepada semua yang terlibat dan total mencurahkan energi untuk melahirkan APBN-P 2013.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SBY mengklaim ambil resiko politik demi rakyat
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) curhat lagi. SBY mengaku sering mengambil kebijakan yang berisiko secara politik demi kepentingan masyarakat Indonesia. Menurutnya, kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah kebijakan yang berisiko secara politik, tapi ia harus mengambil kebijakan itu agar rakyat tidak dirugikan."Saya senang, dan begitulah yang seharusnya dalam pembahasan APBN-P pemerintah tidak masuk ke arena politik, sehingga rakyat mengerti bahwa pemerintah sering mengambil risiko politik. Tapi itu lebih baik, karena terus terang kalau APBN-P tidak dihasilkan, saya khawatir akan terjadi apa-apa dengan perekonomian kita dan Rakyat Indonesia yang dirugikan," ujar SBY dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (20/6).Presiden menuturkan, ia senang karena para menteri yang terlibat dalam pembahasan APBN-P di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak terjebak dan membawa pembahasan dalam arena politik. Pasalnya, pemerintah pernah memiliki pengalaman membawa persoalan APBN di arena politik. Tapi, SBY mengaku senang terhadap para pembantunya karena lebih menggunakan logika, penalaran dan kalkulasi dalam pembahasan ketimbang urusan politik.Sudah seharusnya, lanjut SBY, dalam mengambil keputusan pemerintah harus bersatu dan mengesampingkan urusan politik untuk sementara. Dengan cara itu, solusi yang betul-betul berguna buat rakyat bisa didapatkan. Presiden mengakui bahwa saat ini tengah memasuki musim pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada 2014 mendatang.Meskipun demkian, SBY mengaku sebenarnya masih banyak cara politik yang lebih sehat, yang lebih mendidik dan tidak menimbulkan persoalan yang tidak perlu. Karena itu, Ketua Umum Partai Demokrat ini mengucapkan terimakasih kepada semua yang terlibat dan total mencurahkan energi untuk melahirkan APBN-P 2013.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News