JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa gerah dengan serangan media masa di Indonesia. Ia menilai, pada dasarnya kritik pers itu bagus dan membangun. Namun acapkali, ia merasakan sering difitnah ketimbang dikritik. Nah, kalau fitnah, SBY mengaku tidak bisa berdiam diri. Sebab, hal itu sulit diterima secara batiniah. Secara umum, SBY mengaku sejak bulan Oktober 2013, ia telah menerima ribuan kritik, hujatan, dan cemooh. Beberapa kritik itu membawa manfaat. Sebagai pemimpin, ia menilai kritik dan kecaman yang diarahkan kepadanya adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan. "Saya menetapkan kebijakan dan mendapat beragam tanggapan. Ada yang menolak, ada yang menerima, itulah demokrasi. Ucapan saya diserang tidak apa-apa. Tapi yang tidak tepat bila saya tidak melakukan apa-apa, tidak mengatakan apa-apa, saya diserang berhari-hari, berminggu-minggu," tutur SBY dalam acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di Wisma ANTARA, Rabu (18/12). Sebagai presiden selama sembilan tahun lebih, SBY mengaku sudah kebal terhadap serangan pers. Namun ia meminta agar, sebagai seseorang yang sebenar lagi akan selesai masa jabatan dan kembali menjadi masyarakat biasa, sudah tidak pantas bila terus difitnah. "Sebab fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," tambah Presiden. Ia mengatakan, tidak resep yang ajaib agar bisa tahan banting dari kecaman dan fitnah. Namun SBY mengatakan, ada pepatah yang mengatakan, tidak ada yang menyepak anjing mati. "Kalau saya diserang, berarti saya masih hidup. Kalau diserang, dihina, artinya saya masih hidup. Sekali lagi yang penting jangan fitnah," ucap Ketua Umum Partai Demokrat ini. Pada kesempatan itu, SBY menerima anugrah penghargaan ANTARA Achievement Award dari Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA.
SBY merasa sering difitnah oleh pers
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa gerah dengan serangan media masa di Indonesia. Ia menilai, pada dasarnya kritik pers itu bagus dan membangun. Namun acapkali, ia merasakan sering difitnah ketimbang dikritik. Nah, kalau fitnah, SBY mengaku tidak bisa berdiam diri. Sebab, hal itu sulit diterima secara batiniah. Secara umum, SBY mengaku sejak bulan Oktober 2013, ia telah menerima ribuan kritik, hujatan, dan cemooh. Beberapa kritik itu membawa manfaat. Sebagai pemimpin, ia menilai kritik dan kecaman yang diarahkan kepadanya adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan. "Saya menetapkan kebijakan dan mendapat beragam tanggapan. Ada yang menolak, ada yang menerima, itulah demokrasi. Ucapan saya diserang tidak apa-apa. Tapi yang tidak tepat bila saya tidak melakukan apa-apa, tidak mengatakan apa-apa, saya diserang berhari-hari, berminggu-minggu," tutur SBY dalam acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di Wisma ANTARA, Rabu (18/12). Sebagai presiden selama sembilan tahun lebih, SBY mengaku sudah kebal terhadap serangan pers. Namun ia meminta agar, sebagai seseorang yang sebenar lagi akan selesai masa jabatan dan kembali menjadi masyarakat biasa, sudah tidak pantas bila terus difitnah. "Sebab fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," tambah Presiden. Ia mengatakan, tidak resep yang ajaib agar bisa tahan banting dari kecaman dan fitnah. Namun SBY mengatakan, ada pepatah yang mengatakan, tidak ada yang menyepak anjing mati. "Kalau saya diserang, berarti saya masih hidup. Kalau diserang, dihina, artinya saya masih hidup. Sekali lagi yang penting jangan fitnah," ucap Ketua Umum Partai Demokrat ini. Pada kesempatan itu, SBY menerima anugrah penghargaan ANTARA Achievement Award dari Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA.