SBY minta Israel hentikan serangan ke Palestina



JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta supaya Israel menghentikan serangannya ke Jalur Gaza Palestina demi menghindari timbulnya perang baru. "Kita ingat pada akhir 2008 sampai awal 2009, konflik berlangsung tiga hari tapi korban bisa ribuan. Tidak bisa membiarkan warga sipil menjadi korban," katanya, di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (17/11). SBY mendorong supaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil langkah tegas untuk segera menghentikan serangan baik Israel mau pun dari kelompok Jihad Palestina. "Sikap kita jelas mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan dual state solution," katanya. Sebagai informasi, ketegangan meningkat di jalur Gaza seiring dengan aksi saling serang antara Israel dan Hamas, kelompok jihad Palestina, yang berlangsung sejak Rabu (14/11). Israel menyiapkan 30.000 tentara untuk invasi darat, setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam kompleks perumahan di Maleakhi, bagian utara Israel, Kamis (15/11), menewaskan tiga warga.

"Sikap kita jelas mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan dual state solution," tegas SBY.

Sementara Hamas mengeluarkan ancaman akan terus melakukan serangan kejutan terhadap Israel pasca tewasnya Ahmad Jabari, komandan militer Hamas, akibat serangan udara yang dilancarkan Israel ke wilayah Palestina. Setidaknya 19 warga Palestina termasuk dua anak tewas dan 150 lainnya terluka dalam serangan yang dilancarkan Israel ke jalur Gaza, dalam dua hari terakhir.   Pejabat tinggi Palestina, mengatakan pihaknya mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel ke jalur Gaza hingga menewaskan Jabari. Namun Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, mengatakan serangan itu dilakukan Israel karena tembakan roket dan mortir yang dilakukan pasukan Hamas telah meneror dan mengancam keselamatan rakyat Israel. Pemerintah Israel mengatakan, selama dua hari terakhir, sedikitnya 250 roket dan mortir telah ditembakkan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dari Gaza ke wilayah Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: