SBY minta KPU bentuk pemilih rasional



JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Komisi Pemilihan Umum bisa memperbaiki kekurangan dari pelaksanaan pemilihan umum yang sudah dijalankan. Dia juga menyarankan agar KPU lebih lengkap dalam memberikan informasi tentang kandidat calon presiden sehingga masyarakat menjadi pemilih yang rasional, bukan emosional.

"Khusus untuk pemilu presiden dan capres, agar rakyat menghendaki pemimpin lebih rasional dan tidak emosional, maka sistem pengenalan capres harus lebih baik. Pengenalan bukan hanya profil," ujar SBY dalam pertemuan dengan KPU dan KPUD seluruh Indonesia di Istana Negara, Selasa (14/10).

SBY menilai, sebaiknya pemilihan calon presiden didasari pada kualitas yang ditunjukkan setiap kandidat dalam debat capres. Oleh karena itu, SBY meminta agar pelaksanaan debat capres dilakukan dengan lebih baik dengan menyiapkan pertanyaan yang lebih terfokus dan tajam.


"Jika capres mengerti tugas presiden itu apa, kalau pertanyaannya lebih fokus lagi, maka rakyat akan mendengarkan seperti bagaimana nanti menjalankan tugas-tuasnya. Di situlah nanti akan dibuat pemahaman yang lebih utuh. Pertanyaannya harus fokus dan padat, bukan hanya visi dan misi. Itu umum sekali," kata dia.

SBY mengaku cukup berpengalaman dengan pemilu. Dengan konsep yang berbeda-beda, SBY bercerita bahwa dia sudah merasakan proses pemilihan presiden sejak tahun 1999. Saat itu, SBY menjadi Ketua Fraksi ABRI di MPR. Pada tahun itu pula, MPR memilih Abdurrahman Wahid sebagai presiden bersama Megawati Soekarnoputri sebagai wakilnya. Pada tahun 2004, SBY yang sudah memiliki kendaraan politik Partai Demokrat kemudian melaju sebagai calon presiden dan dilanjutkan pada tahun 2009.

"Saya sudah pernah kalah dan menang. Jadi relatif lengkap pengalaman saya tentang seluk-beluk dan serba-serbi pemilu. Pemilu indah kalau dilakukan dengan benar dan penuh amanah. Indah manakala jangan berpesta pora berlebihan, yang kalah ikhlas dan mengucapkan selamat pada yang menang. Kalau seperti ini, sungguh indah," ucap SBY.

Di sisi lain, SBY juga meminta KPU dan Badan Pengawas Pemilu untuk tetap menjaga profesionalitas dan kredibel. SBY yakin apabila masyarakat Indonesia semakin melek politik, penyelenggara pemilu semakin profesional dan perilaku elite yang teduh bisa membuat iklim demokrasi di Indonesia semakin mapan.

"Saya pun berharap agar pemilu bisa berlangsung cepat dan murah. Kalau mandek satu tahun hanya untuk pemilu, investor nanti wait and see. Ingat better cheaper, easier, dan faster," papar SBY. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan