SBY minta polisi hindari bentrokan fisik



JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta aparat Kepolisian menghindari kontak fisik saat menangani aksi massa. Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengungkapkan, SBY tak ingin bentrokan yang terjadi di Bima kembali terulang lagi.SBY juga telah memerintahkan Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo segera berkoordinasi mengusut bentrokan yang terjadi di Bima. Jika benar ada yang memprovokasi atau mendalangi dalam aksi tersebut, SBY meminta aktor ditangkap kemudian diproses atau diadili. "Siapa pun dia yang berada di balik peristiwa yang mengakibatkan korban jiwa tadi," katanya, Selasa (27/12).Hingga saat ini SBY masih menunggu laporan hasil investigasi dari Kepolisian. "Artinya kalau benar bahwa tindakan itu dilakukan di luar SOP maka tanpa kecuali akan diproses," katanya.Menurut Julian, persoalan di Bima ini harus dilihat secara jernih. Dia menampik bila kasus tersebut dilihat secara setengah-tengah lalu menganggap tindakan kepolisian di luar prosedur. Sebab, dia menilai mungkin saja ada kejadian di luar kelaziman atau kepatutan sehingga kemudian tindakan yang intinya mengandung unsur kekerasan tidak bisa dihindari. Sebagai informasi bentrok antara Kepolisian dan warga terjadi Sabtu (24/12) pagi. Bentrokan terjadi ketika polisi membubarkan paksa ribuan warga yang memblokade Pelabuhan Sape sebagai aksi protes terhadap keputusan bupati Bima yang mengizinkan dua perusahaan tambang di Sape dan Lambu beroperasi. Pelabuhan Sape melayani penyeberangan ke Labuan Bajo, Manggarai, dan ke Waikelo, Sumba, NTT. Pelabuhan ini terletak pada jalur jalan nasional yang menghubungkan Aceh hingga Los Palos, Timor Leste. Akibat bentrokan tersebut, tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Ketiga korban meninggal itu semuanya dari pihak warga masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can