JAKARTA. Keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menutup (shutwodwn) roda pemerintahan yang pertama kali dalam 17 tahun terakhir berpotensi berpengaruh pada pasar global. Dampak itu, terutama akan dialami negara-negara berkembang atau emerging market seperti Indonesia. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para menterinya mewaspadai kondisi tersebut. "Seperti saudara tahu, beberapa jam yang lalu pemerintah Amerika Serikat memutuskan menutup roda pemerintahan yang akan memberikan implikasi pada ekonomi global dan negara-negara emerging market. Pergerakan dollar tidak bebas dari kebijakan pemerintah AS, utamanya kebijakan moneter," tutur SBY dalam rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Selasa (1/10). Karena itu, SBY meminta para menteri untuk memperhatikan dinamika yang terjadi di negeri Uwak Sam tersebut dan negara-negara lainnya agar bisa diambil langkah yang tepat untuk mengatasi gejolak ekonomi dunia. Presiden mengambil contoh terkait keputusan Bank Sentral AS yang menunda melakukan Quantitative Easing (QE) yang langsung berdampak positif pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Namun, dalam waktu sekitar dua bulan ke depan, Bank Sentral AS atawa The Federal Reserve kemungkinan akan melakukan tapering off.
SBY: Penutupan pemerintah AS harus diwaspadai
JAKARTA. Keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menutup (shutwodwn) roda pemerintahan yang pertama kali dalam 17 tahun terakhir berpotensi berpengaruh pada pasar global. Dampak itu, terutama akan dialami negara-negara berkembang atau emerging market seperti Indonesia. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para menterinya mewaspadai kondisi tersebut. "Seperti saudara tahu, beberapa jam yang lalu pemerintah Amerika Serikat memutuskan menutup roda pemerintahan yang akan memberikan implikasi pada ekonomi global dan negara-negara emerging market. Pergerakan dollar tidak bebas dari kebijakan pemerintah AS, utamanya kebijakan moneter," tutur SBY dalam rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Selasa (1/10). Karena itu, SBY meminta para menteri untuk memperhatikan dinamika yang terjadi di negeri Uwak Sam tersebut dan negara-negara lainnya agar bisa diambil langkah yang tepat untuk mengatasi gejolak ekonomi dunia. Presiden mengambil contoh terkait keputusan Bank Sentral AS yang menunda melakukan Quantitative Easing (QE) yang langsung berdampak positif pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Namun, dalam waktu sekitar dua bulan ke depan, Bank Sentral AS atawa The Federal Reserve kemungkinan akan melakukan tapering off.