SBY sampaikan capaian masyarakat ASEAN di Myanmar



JAKARTA. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN di Kota Nay Pyi Daw, Myanmar merupakan momentum penting bagi Indonesia. Pasalnya, Indonesia akan menyampaikan visi Indonesia atas 10 tahun terakhir pencapaian masyarakat ASEAN. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa saat menghadiri KTT ke-24 ASEAN di Myanmar. Ia mengatakan KTT ini juga penting karena menjadi yang terakhir bagi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum berakhir pada 20 Oktober 2014 mendatang. “Untuk itu, Indonesia akan menyampaikan visi Indonesia atas 10 tahun terakhir pencapaian masyarakat ASEAN,” kata Marty dalam siaran pers, Sabtu (10/5). Marty menambahkan kehadiran SBY dan rombongan ke Myanmar bertujuan menghadiri KTT ke-24 ASEAN. Selain itu, presiden juga akan menghadiri KTT Brunei – Indonesia – Malaysia – Philippines East Asian Growth Area (BIMP-EAGA). SBY akan memanfaatkan kehadirannya untuk mengajak negara-negara anggota ASEAN agar semakin mempersiapkan diri dalam memasuki Komunitas ASEAN 2015, di tengah berbagai perubahan dan tantangan internasional yang mengemuka. Selain itu, Presiden juga akan menyampaikan harapannya bagi keberlanjutan kohesifitas di dalam ASEAN di tengah berbagai tantangan yang mengemuka di masa kini dan masa datang. Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi, mengatakan, pihaknya menyiapkan Hotel Royal Ace yang berseberangan dengan venue KTT ASEAN sebagai tempat bermalam selama mengikuti KTT yang akan berlangsung hingga Selasa (12/5) lusa. KBRI Myanmar sejak beberapa hari ini juga sudah memindahkan seluruh aktivitasnya di Hotel Royal Ace guna mendukung tugas-tugas delegasi Indonesia yang akan menghadiri KTT ke-24 ASEAN dan KTT Brunei – Indonesia – Malaysia – Philippines East Asian Growth Area (BIMP-EAGA). Sementara itu pemerintah Myanmar terus berbenah untuk menyambut kedatangan para pemimpin Asia Tenggara pada KTT ke-24 ASEAN itu. Panitia juga sibuk memasang lampion di sepanjang jalan menuju venue KTT. Kota Nay Pyi Daw menjadi ibukota administratif Myanmar pada November 2005, ketika pemerintah setempat mengumumkan  pemindahan kementeriannya dari kota Yangoon. Selanjutnya, oleh pemerintah Myanmar kota Yangoon ditetapkan menjadi pusat komersial. Nay Pyi Daw resmi menjadi ibukota pada 28 Maret 2006, bertepatan dengan peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Kota in terletak 391 km utara Yangoon, dan 302 km dari Mandalay. Kota seluas 7.054,37 hektar ini berpenduduk 900 ribu jiwa pada 2009, dan terdiri atas kawasan militer, kompleks perumahan menteri, kawasan perumahan dan apartemen pegawai negeri, dan kawasan perhotelan. Sebelum 2012, kota Nay Pyi Daw merupakan kota tertutup bagi warga asing. Namun kini sudah terbuka walau para tamu harus menyewa taksi karena tiadanya angkutan umum di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan