JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaruh perhatian serius terhadap pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, khususnya di Timur Tengah. Pasalnya, dari pengalaman selama ini, sebagian pelajar justru tidak menimba ilmu dengan benar, tapi memproduksi ekstremisme baru di Indonesia. "Di Yaman itu, sebagian dari anak-anak kita bahkan ikut bertempur. Sedih sekali saya. Mestinya belajar Islam itu jangan ikut-ikutan politik di negara itu. Jika demikian pelajar kita tidak menimba ilmu, tapi justru memproduksi ekstremisme baru di Indonesia," ujar SBY, Selasa (23/7). Karena itu, saat ini, pemerintah sangat selektif dalam memberikan visa atau mengurus visa bagi pelajar yang akan masuk perguruan tinggi yang dinilai sangat ekstrem. Padahal orang tua di Indonesia berharap anaknya bisa memperoleh ilmu dan kelak menjadi cendekiawan muslim di Indonesia. Namun jika yang dibawa justru ekstremisme dan tiba-tiba menjadi pembom bunuh diri, maka sedihlah orang tua.
SBY sedih lihat pelajar Indonesia jadi ekstremis
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaruh perhatian serius terhadap pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, khususnya di Timur Tengah. Pasalnya, dari pengalaman selama ini, sebagian pelajar justru tidak menimba ilmu dengan benar, tapi memproduksi ekstremisme baru di Indonesia. "Di Yaman itu, sebagian dari anak-anak kita bahkan ikut bertempur. Sedih sekali saya. Mestinya belajar Islam itu jangan ikut-ikutan politik di negara itu. Jika demikian pelajar kita tidak menimba ilmu, tapi justru memproduksi ekstremisme baru di Indonesia," ujar SBY, Selasa (23/7). Karena itu, saat ini, pemerintah sangat selektif dalam memberikan visa atau mengurus visa bagi pelajar yang akan masuk perguruan tinggi yang dinilai sangat ekstrem. Padahal orang tua di Indonesia berharap anaknya bisa memperoleh ilmu dan kelak menjadi cendekiawan muslim di Indonesia. Namun jika yang dibawa justru ekstremisme dan tiba-tiba menjadi pembom bunuh diri, maka sedihlah orang tua.