JAKARTA. Menjelang akhir masa pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perjalanan ke luar negeri selama dua pekan, mulai 17-30 September. Presiden SBY akan bertolak ke Portugal, Amerika Serikat, dan Jepang untuk bertemu dengan pemimpin negara-negara tersebut dan juga menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Presiden SBY akan bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 08.00 hari ini. Selama Presiden berada di luar negeri, tugas-tugas dalam negeri akan ditangani oleh Wakil Presiden Boediono. Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyatakan, kunjungan pertama Presiden akan dilakukan ke Lisbon, Portugal. Presiden SBY adalah presiden kedua RI setelah Presiden Soekarno yang berkunjung ke Portugal pada tahun 1960. Faiz menuturkan, sejak normalisasi hubungan diplomatik di antara kedua negara pada 1999, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Portugal semakin ditingkatkan pada masa pemerintahan Presiden SBY.
"Selain kegiatan saling kunjung di antara kepala negara, secara konkret kerjasama bilateral juga ditandai dengan peningkatan nilai perdagangan bilateral yang di tahun 2013 hampir mencapai 200 juta dolar AS," ucap Faiz di Jakarta, Kamis (18/9/2014). Selama di Lisbon, Presiden SBY dijadwalkan akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral, antara lain dengan Presiden Cavaco Silva, Perdana Menteri Pedro Passos Coelho, dan Ketua Parlemen Assunção Esteves. Pertemuan bilateral akan digunakan untuk mendorong kerjasama di tiga bidang prioritas, yaitu ekonomi, people-to-people contacts, dan peningkatan konektivitas. Dalam kunjungan tersebut akan ditanda-tangani perjanjian bilateral di bidang energi dan sumber daya mineral. Selain itu, Presiden SBY juga dijadwalkan menerima "kunci emas" kota Lisbon dari Walikota Lisbon. Penyerahan kunci ini merupakan simbol penyampaian kepercayaan masyarakat kota Lisbon kepada masyarakat Indonesia. Sementara itu, untuk kunjungan ke New York, Amerika Serikat memiliki fokus yang lebih global. Presiden SBY akan menyampaikan dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-69. Presiden SBY akan menyampaikan pidato dalam sesi debat umum. Di samping itu, Presiden SBY juga akan memimpin sidang pleno KTT Iklim PBB (UN Climate Summit) 2014. Selain itu, Presiden RI akan memberikan sambutan pembuka dalam Open Government Partnership High Level Event (OGP-HLE). Terkait acara terakhir, Indonesia saat ini tengah menjadi ketua bersama OGP dengan Meksiko, beserta dua organisasi masyarakat madani: Twaweze, dan Revenue Watch Institute. Presiden SBY pun telah diundang untuk menyampaikan pidato di hadapan Taruna Akademi Militer AS di Westpoint, serta dalam forum Global Green Growth Institute. Selama berada di New York, Presiden SBY dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral, antara lain dengan Presiden Meksiko. Setelah dari New York, Presiden RI beserta Ibu Negara dan delegasi melanjutkan kunjungan ke Washington DC. Dalam kesempatan kunjungan ini, Presiden SBY juga akan meresmikan Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) Center. IMAAM Center adalah lokasi yang akan menjadi tempat warga Muslim di Washington DC berkumpul serta beribadah. Presiden SBY juga akan bertemu dan berdialog dengan tokoh-tokoh Muslim AS guna membahas perkembangan terkini di dunia Islam, termasuk instabilitas di kawasan Timur Tengah. Agenda lainnya adalah meresmikan Patung Saraswati di KBRI Washington, dan menerima penghargaan dari The United States-Indonesia Society (USINDO). SBY juga akan memberikan kuliah umum di George Washington University. "Kehadiran Presiden Yudhoyono di beberapa forum pembahasan multilateral lainya selagi New York, akan juga dimanfaatkan untuk memperjuangkan agenda-agenda strategis Indonesia, baik terkait isu tata kelola pemerintahan maupun pembangunan berkelanjutan," kata Faiz.
Rangkaian lawatan Presiden SBY akan ditutup dengan kunjungan ke Kyoto, Jepang pada tanggal 28 September. Di Kyoto, Presiden SBY akan menerima gelar Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan. "Gelar Doktor Honoris Causa yang akan diterima Presiden Yudhoyono dari Universitas Ritsumeikan dapat dimaknai sebagai penghargaan atas upaya Presiden Yudhoyono yang didukung masyarakat Indonesia dalam memajukan hubungan dan kerjasama bilateral Indonesia-Jepang dalam sepuluh tahun terakhir ini," kata Faiz. Di Kyoto pula, Presiden SBY akan bertemu dan bertukar pikiran dengan sahabat-sahabat Indonesia di Jepang, baik dari kalangan pelaku ekonomi maupun pakar-pakar, mengenai kesinambungan upaya membangun hubungan bilateral yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Jepang. Presiden dijadwalkan bertolak dari Jepang pada tanggal 30 September dan tiba di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 2014. (Sabrina Asril) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie