KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi melanjutkan komitmen untuk mendukung Kementerian PUPR dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam proses transformasi menuju smart water management. Schneider Electric menjadi mitra strategis dalam mengembangkan solusi terintegrasi yang relevan untuk diterapkan di Indonesia. Hingga saat ini, Schneider Electric telah ikut terlibat dalam berbagai proyek pengembangan dan revitalisasi sistem pengelolaan air di Indonesia antara lain di PDAM Surya Sembada Surabaya, proyek SPAM Semarang Barat, Palyja, Traya Tirta, dan Moya Indonesia. Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Hedi Santoso menjelaskan bahwa kontribusi terbesar inefisiensi di sektor air adalah konsumsi listrik dan pemborosan air akibat kebocoran pipa yang tidak terdeteksi.
Sekitar 4% konsumsi listrik secara global berasal dari sektor air, dan sekitar 25%-35% air hilang pada saat operasi pemompaan dan distribusi di dalam pipa, sebelum akhirnya sampai di tempat konsumen. "Dibutuhkan transparansi dan ketertelusuran aset air di seluruh jaringan operasional dan distribusi yang dapat meningkatkan visibilitas untuk pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time. Hal ini dimungkinkan dengan pemanfaatan sensor, artificial intelligence, digital-twin dan analisa prediktif dengan platform terbuka,” ungkap Hedi dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, belum lama ini. Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Dades Prinandes menerangkan, saat ini hampir sebagian besar kota di Indonesia menghadapi tiga krisis defisiensi, yaitu infrastruktur yang sudah tua dan kinerja yang memburuk, sumber air yang terbatas, serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. Baca Juga: Kementerian PUPR: Konstruksi tiga venue tambahan PON XX Papua selesai 100% Kondisi itu menyebabkan seringkali pengelolaan operasional difokuskan pada masalah yang paling kritis dan pemeliharaan yang dapat berdampak di jangka panjang. Antara lain kehilangan air yang semakin besar, kehilangan finansial, resiko kesehatan dan kepuasan konsumen. Oleh karena itu roadmap Smart Grid Water Management yang dicanangkan pada RPJMN 2020-2024 memfokuskan pada tiga aspek yaitu Integrated Smart Water Management, Integrated Water Resource Management, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia. "Harapannya dengan digitalisasi sektor air minum ini dapat mendukung pencapaian target 100% hunian akses air minum layak termasuk 15% akses aman pada 2024," ujar Dades. Manajer Kelola Sistem Informasi dan Aset Properti PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Nanang Widyatmoko menceritakan perjalanan digitalisasi PDAM Surya Sembada yang telah dimulai sejak tahun 2000 dan dampak yang dirasakan.