Schroders incar pertumbuhan dana kelolaan 15%



JAKARTA. Kendati bursa saham Indonesia masih diselimuti ketidakpastian pemulihan ekonomi global, namun PT Schroders Investment Management Indonesia optimistis bisa mencetak kinerja yang lebih baik di tahun 2011.

Perusahaan pengelola dana terbesar di Indonesia itu, menargetkan nilai dana kelolaannya tumbuh 15%. "Kami usahakan asset under management (AUM) bisa naik 10%-15%," ujar Michael Tjoajadi, Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia, Senin (6/12).

Michael masih optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menguat sekitar 20% di sepanjang tahun 2011 mendatang. Jika sentimen positif masih berembus kencang di bursa saham, Michael yakin reksadana tetap menjadi pilihan investasi menarik bagi masyarakat.


Untuk mengantisipasi minat yang belum surut, Schroders akan menawarkan beberapa produk reksadana baru. "Untuk mencapai target dana kelolaan, kami akan mengeluarkan beberapa reksadana saham dan campuran baru," tutur Michael.

Namun, Michael masih enggan menjelaskan lebih rinci mengenai rencana penempatan aset dasar dan target penyerapan dana dari produk-produk anyar nanti.

Strategi Schroders untuk menambah reksadana berbasis saham memang tidak keliru. Penyumbang terbesar pertumbuhan dana kelolaan manajer investasi ini sepanjang 2010 adalah reksadana saham. Tepatnya, 70% dari pertumbuhan AUM Schroder tahun ini berasal dari reksadana saham. Disusul reksadana campuran, pasar uang dan pendapatan tetap.

Dana kelolaan Schroders per awal Desember 2010 mencapai Rp 52,33 triliun, melesat 46,83% dibanding AUM di akhir 2009, yaitu Rp 35,64 triliun. Dari total AUM Schroders saat ini, dana kelolaan dari reksadana sebesar Rp 36,12 triliun. Sisanya merupakan dana kelolaan kontrak pengelolaan dana (KPD).

Michael memperkirakan industri reksadana akan mengalami pertumbuhan sekitar 14%- 15% di 2011. Nilai AUM di akhir 2010 yang diestimasi berkisar Rp 130 triliun hingga Rp 140 triliun akan naik menjadi Rp 155 triliun-Rp 160 triliun di akhir 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini