SCI : Digitalisasi pelayanan pelabuhan harus dilakukan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi keberhasilan program pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, termasuk dalam pengembangan pelabuhan.

Hal itu sesuai dengan salah satu hasil jajak pendapat sektor logistik Indonesia Tahun 2017-2018 yang diadakan oleh SCI, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), dan ASEAN Federation of Forwarder Associations (AFFA).

Hasil survei menunjukkan sebanyak 70,2% responden menyatakan kondisi infrastruktur kepelabuhanan sudah baik atau sangat baik, tetapi 25,5% menyatakan kondisinya masih buruk atau sangat buruk dalam mendukung kinerja logistik.


Hasil jajak pendapat itu juga sejalan dengan laporan The Global Competitiveness Index 2017-2018 yang menyebutkan kualitas infrastruktur pelabuhan Indonesia mengalami peningkatan dari nilai 3,9 (tahun 2016-2017) menjadi 4,0 (tahun 2017-2018) atau dari peringkat 75 menjadi 72.

"Peringkat Indonesia masih di bawah Singapore (peringkat 2/nilai 6,7), Malaysia (20/5,4), dan Thailand (63/4,3). Walaupun infrastruktur pelabuhan semakin baik, semua pihak terkait perlu berupaya mengurangi biaya kepelabuhanan yang masih tinggi," ujar Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia dalam siaran pers, Rabu (11/4).

Menurutnya, hasil perbaikan infrastruktur kepelabuhanan harus diikuti dengan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan dan pelayanan kepelabuhanan. Salah satu upaya adalah proses digitalisasi kepelabuhanan. 

Teknologi informasi harus digunakan dalam pengelolaan proses operasional pelabuhan yang sebelumnya dilakukan secara manual untuk mendukung kecepatan dan keakuratan proses.

Digitalisasi pelabuhan dilakukan sejak kapal akan merapat sampai barang keluar pelabuhan. Bahkan, informasi rinci mengenai rencana kedatangan kapal berikut barang yang dimuat sebaiknya sudah diterima oleh pelabuhan tujuan sejak kapal berangkat dari pelabuhan asal, sehingga semua fasilitas dan proses lanjutan bisa dipersiapkan lebih awal.

"Digitalisasi pelabuhan mencakup port management, warehouse management, dan assets management. Digitalisasi ini akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan pelabuhan, yaitu ship services, container services, dan cargo services," lanjut Setijadi.

Salah satu bentuk digitalisasi pelabuhan itu adalah program Delivery Order (DO) Online yang terintegrasi dengan INSW dan Inaportnet. Digitalisasi pelabuhan juga akan mendorong peningkatan transparansi dan akuntabilitas proses-proses kepelabuhanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi