JAKARTA. Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekspor dan impor yang cukup besar, Indonesia memerlukan teknologi informasi (TI) penyedia layanan supply chain management (SCM) atau juga biasa disebut manajemen rantai pasok (distribusi) yang diyakini membuat lebih efisien sehingga biaya lebih murah. Perangkat lunak seperti itu yang diperkenalkan oleh Michael R K Mudd, Secretary General Asia Pacific The Open Computing Alliance. Lembaga ini tidak lain adalah asosiasi perusahaan teknologi informasi asal Amerika Serikat, Kamis (17/5). Menurut Michael, pesatnya arus distribusi ini bisa terlihat dari nilai ekspor Indonesia ke negeri Uwak Sam mencapai US$ 1,75 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia dari Amerika sekitar US$ 725 juta. "Nilai ekspor impor Indonesia dengan Amerika Serikat merupakan yang terbesar ketiga setelah Jepang dan China," kata Michael.
SCM buat distribusi efisien pasar
JAKARTA. Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekspor dan impor yang cukup besar, Indonesia memerlukan teknologi informasi (TI) penyedia layanan supply chain management (SCM) atau juga biasa disebut manajemen rantai pasok (distribusi) yang diyakini membuat lebih efisien sehingga biaya lebih murah. Perangkat lunak seperti itu yang diperkenalkan oleh Michael R K Mudd, Secretary General Asia Pacific The Open Computing Alliance. Lembaga ini tidak lain adalah asosiasi perusahaan teknologi informasi asal Amerika Serikat, Kamis (17/5). Menurut Michael, pesatnya arus distribusi ini bisa terlihat dari nilai ekspor Indonesia ke negeri Uwak Sam mencapai US$ 1,75 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia dari Amerika sekitar US$ 725 juta. "Nilai ekspor impor Indonesia dengan Amerika Serikat merupakan yang terbesar ketiga setelah Jepang dan China," kata Michael.