JAKARTA. Suryadharma Ali memberikan penjelasan mengenai masalah haji yang melilitnya kini menjadi tersangka. Salah satunya mengenai dana jemaah haji yang mengantre. Dananya memang sangat besar mencapai puluhan triliun yang disimpan di sejumlah bank. SDA menjelaskan bahwa dirinya sudah meminta Anggito menjadi dirjen haji untuk mengelolanya. Ia sengaja meminta Anggito menjadi Dirjen Haji dikarenakan kebanyakan sumber daya manusia yang ada di Kementrian Agama tidak memiliki pengetahuan yang spesifik tentang keuangan. Rata-rata mereka lulusan pendidikan agama, bukan dari jurusan ekonomi. "Kalau Pak Anggito kan ekonom. Makanya dia mengerti bagaimana mengatur uang. Waktu itu saya minta Pak Anggito sebagai dirjen hukum, dia terkaget-kaget, dia menolak. Karena itu bukan habitat dia. Saya bilang ke Pak Anggito agar dia jadi dirjen haji karena dana haji sangat besar sekali, jumlah waktu itu hampir Rp 40 triliun. Anda saya minta untuk mengatur uang itu, anda memiliki kemampuan untuk itu. Soal penyelenggara haji nanti kita belajar bareng-bareng, itulah pertimbangan Pak Anggito sampai menerima jabatan dirjen haji itu," tuturnya.
Dikatakan SDA seharusnya media membaca niat baik dirinya dalam membenahi keuangan haji. Tidak hanya mengenai dana yang terkumpul dari masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji. Ketua Umum PPP tersebut pun menjelaskan bagaimana dengan pengelolaan bunga dari dana yang disimpan di bank tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pengelolaan bunga dari dana haji tersebut jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia mencontohkan, saat awal menjabat Menteri Agama, dana haji tersebar di banyak bank, termasuk bank-bank kecil. Lalu 85% -90% dalam bentuk giro. Giro itu hanya 3% - 4% bunganya. "Terus saya bilang kenapa terlalu banyak di giro, kan kita tak perlu uang sehari-hari. Kita perlu uang itu di bulan-bulan tertentu. Lalu saya perintahkan, pertama disederhanakan banknya. Jadi dari sekian banyak jadi 27 bank. Kemudian dari giro harus berubah jadi deposito, dari deposito berubah jadi sukuk, begitu. Yang tadi sukuk itu saat awal jadi Menteri Agama saya cuma Rp 2,7 triliun, satu tahun lebih sukuk itu jadi Rp 35 triliun. Nah bunga sukuk itu jauh lebih tinggi ketimbang giro. Demikian juga giro-giro yang sudah didepositokan bunganya lebih tinggi," paparnya.