KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Biofuel memiliki peluang besar untuk berkontribusi terhadap ekonomi nasional. Selama ini Indonesia merupakan salah satu pemasok minyak sawit terbesar di dunia. Vice Chairman Research & Technology Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Jummy BM Sinaga menyampaikan betapa besar peluang industri biofuel yang dapat berkontribusi terhadap ekonomi nasional. Indonesia saat ini berperan mensuplai 21% minyak nabati dunia dengan minyak sawit. "Kapasitas terpasang Biodiesel di Indonesia
kurang lebih 20 juta kiloliter, masih mampu untuk peningkatan campuran hingga 40% (B40), dan sedang dilakukan secara bertahap," kata Jummy dalam keterangan resmi, Selasa (6/8). Jummy menjelaskan, program B35 saat ini telah berhasil diimplementasikan dan progress uji coba biodiesel B40 yang sedang dilakukan secara bertahap. Uji coba untuk sektor otomotif telah berhasil dilakukan, dan saat ini sedang berlangsung uji coba untuk non otomotif seperti di sektor
kereta api (KAI), alat berat di sektor pertambangan, pembangkit listrik, dan alat mesin pertanian. Baca Juga: Program B40, Dilema Prioritas Komoditas CPO untuk Pangan atau Energi "Jika uji coba B40 selesai akhir tahun 2024 dan berjalan dengan lancar maka ada kemungkinan implementasinya
bisa dimulai pada tahun 2025," ungkapnya. Iman Kartolaksono dari Institut Teknologi Bandung dan juga pengajar Universitas Pertamina menyampaikan proses perjalanan riset biofuel skala laboratorium sampai akhirnya implementasi B30 di tahun 2020. B30 merupakan campuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar solar. Termasuk perkembangan pengembangan SAF atau Biovatur.
Yohanes Handoko Aryanto dari Pertamina Energy Institute menambahkan, kajian mengenai peran biofuel dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan mendekarbonisasi sektor transportasi, serta bagaimana transisi energi memerlukan peta jalan inovasi untuk meningkatkan keekonomian dan mendorong terobosan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih