KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan simpanan perusahaan di perbankan menurun pada Mei 2018. Ini tercermin dari data rincian simpanan dana pihak ketiga (DPK) bank per Mei 2018.

Berdasarkan data LPS, simpanan dengan nominal di atas Rp 2 miliar sampai Mei 2018 tumbuh 3% secara tahunan atau year on year (yoy).

Sedangkan untuk simpanan dengan nominal antara Rp 1 miliar-Rp 2 miliar sampai Mei 2018 tumbuh 1%-3%. Pertumbuhan simpanan lebih dari Rp 1 miliar ini cukup rendah dibandingkan nominal lain.

Erwin Rijanto, Deputi Gubernur Bank Indonesia mengatakan, simpanan korporasi di bank turun karena sebagian BUMN menarik dananya.

"Jadi simpanan korporasi yang menurun ini adalah dari BUMN," kata Erwin ketika ditemui di JCC Senayan, Jumat (20/7).

Menurut BI, simpanan perusahaan BUMN di bank sudah digunakan sebagian untuk pembiayaan sendiri atau sebagai belanja modal dan belanja operasional.

Menurut BI, tren melandainya simpanan korporasi di bank merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

Irvandi Gustari, Direktur Utama Bank Riau Kepri juga mendapatkan info bahwa simpanan BUMN menjelang bulan puasa dan lebaran banyak ditarik.

"(Menteri Keuangan) Sri Mulyani menarik simpanan dana BUMN (di bank)," kata Irvandi ketika ditemui di acara sindikasi Jasa Marga, Jumat (20/7).

Halim Alamsyah, Ketua Dewan Komisioner LPS bilang penurunan simpanan perusahaan dan lembaga non keuangan turun ini mungkin karena dipakai untuk membiayai ekspansi.

"Mungkin saja untuk membiayai ekspansi sehingga perusahaan melalukan drow down rekeningnya," kata Halim, Rabu (18/7).

LPS belum memastikan penyebab pasti penurunan simpanan perusahaan di perbankan. Namun kemungkinan turunnya simpanan perusahaan di bank ini terkait proyek.

Selain pembiayaan proyek, simpanan perusahaan di bank berkurang karena efek lebaran. Kemungkinan penyebab ini, menurut LPS dengan mempertimbangkan neraca perdagangan untuk kegiatan produktif selama semester I-2018 cukup bagus pertumbuhannya.

LPS melihat pola ini tidak akan banyak berubah pada semester II-2018. Sehingga hal ini bisa memacu pertumbuhan ekonomi secara umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi