Sebagian industri di Jatim terpaksa stop produksi



JAKARTA. Industri di Jawa Timur (Jatim) yang memasok gas dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Tbk harus bersiap-siap menghadapi gangguan produksi akibat terhentinya pasokan gas. Pasalnya, suplai gas PGN dari Lapangan Maleo, Selat Madura, yang dioperasikan kontraktor migas asal Australia, Santos, akan dihentikan sementara waku.

Penghentian ini terjadi lantaran Santos akan memperbaiki keretakan pada fasilitas produksi yang disebut mobile oil production unit/MOPU di Maleo.Menurut President & General Manager Santos Indonesia, Marjolijn Wajong, perbaikan yang akan dilakukan antara April-Juni 2011 itu memakan waktu sekitar 15 hari. "Ini untuk memastikan agar perbaikan berjalan efisien," kata Marjolijn (22/3).

Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Elan Biantoro mengatakan, saat ini produksi gas Santos masih normal. "Pasokan gas Santos sekitar 200 juta kaki kubik perhari (mmscfd)," kata Elan.Selama ini, gas yang dihasilkan Maleo tersebut dijual ke PGN. Oleh PGN gas tersebut dijual kembali ke industri.


Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN Nella Andaryati mengatakan, PGN telah menyosialisasikan penghentian pasokan gas kepada para pelanggannya di Jatim. Pelanggan industri yang akan terkena dampak di antaranya baja, kaca, keramik, kimia dan makanan. "Untuk industri keramik dan kaca, terpaksa berhenti produksi karena harus pakai gas," kata Nella.

Pasokan gas PGN untuk kebutuhan di wilayah Jawa Timur mencapai 160 mmscfd. Dari jumlah itu, sebanyak 130 mmscfd didapat dari SantosBagi PGN, berhentinya pasokan gas dari Santos jelas sangat merugikan. Menurut Nella, potensi kerugian PGN akibat berhentinya pasokan gas selama 15 hari itu sekitar Rp 150 miliar.

Franky Sibarani, Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berkata, walaupun hanya 15 hari, berhentinya pasokan gas tersebut, sangat memukul industri di Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini