Sebagian Multifinance Tak Agresif Bidik Target Pembiayan Baru di Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian pemain multifinance akan berhati-hati menargetkan pembiayaan baru di tahun depan. Pasalnya, tahun depan kondisi global diperkirakan masih penuh ketidakpastian, dibayangi perlambatan ekonomi dan ancaman resesi.

Salah satu pemain multifinance, CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengaku target di tahun 2023 tidak seagresif di tahun 2022 ini. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman mengatakan, banyak tantangan yang akan dihadapi oleh industri multifinance di tahun 2023.


"Oleh karena itu, target kami di tahun 2023 tidak seagresif tahun 2022 ini," jelasnya.

Baca Juga: Investor Jepang Kembali Semarakkan Industri Multifinance

Ristiawan bilang, tantangan itu seperti risiko suku bunga pinjaman yang tinggi dan akan berdampak terhadap penurunan permintaan pembiayaan. Inflasi yang tinggi juga akan berisiko terhadap tingkat gagal bayar nasabah yang meningkat.

Selain tantangan tersebut, multifinance akan dihadapkan pada risiko ketersediaan unit kendaraan yang akan dibiayai dikarenakan kelangkaan part micro chip.

Senada, PT Mandiri Utama Finance (MUF) menargetkan pembiayaan tahun 2023 ditetapkan tumbuh moderat. Direktur Utama MUF Stanley S. Atmadja mengatakan, secara volume tumbuh 10% dari tahun 2022.

Stanley menuturkan, penetapan target 2023 dalam posisi tumbuh moderat tersebut tidak terlepas dari pandangan ke depan akan situasi perekonomian global dan domestik, di mana muncul ancaman resesi dunia, tetapi disisi lain dampak terhadap Indonesia diprediksi tidak akan seberat beberapa negara lain.

"Sehingga ekonomi Indonesia diproyeksikan masih akan tetap tumbuh, walaupun tidak setinggi ekspektasi semula," tambahnya.

Menghadapi situasi tersebut, strategi 2023 MUF adalah optimistis, tetapi tetap waspada.

Stanley memandang, ada kesempatan untuk tumbuh 2023, tetapi harus tetap waspada dan mengelola sebaik mungkin ketidapastian yang diprediksi akan tinggi.

"Di 2023, kami akan fokus pada hasil, termasuk investasi yang dikeluarkan  untuk aktivitas dan investasi yang menjamin hasil yang baik di tahun depan," katanya.

Sementara itu, WOM Finance memproyeksikan pembiayaan baru akan tumbuh sekitar 13% di tahun 2023. 

Direktur WOM Finance Cincin Lisa Hadi mengatakan, untuk menggenjot target tersebut, WOM Finance memiliki beberapa strategi.

Pertama, pengembangan potensi bisnis, baik wilayah pembiayaan maupun kanal distribusi untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Kedua, optimalisasi database atas existing customer Perusahaan dengan kategori excellent good.

Baca Juga: Clipan Finance Targetkan Pembiayaan Baru Tahun 2023 Capai Rp 8 Triliun

Ketiga, digitalisasi proses bisnis untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. 

Keempat, perbaikan secara berkesinambungan terhadap proses inisiasi kredit dengan terus melakukan evaluasi kebijakan dan prosedur kredit.

Kelima, optimalisasi strategi penagihan yang mengutamakan penanganan early overdue. Keenam, program pelatihan dan pengembangan yang intensif dan berkelanjutan melalui program-program pelatihan dan pembelajaran berbasis digital terkait dengan business process knowledge, skill (soft skill & technical skill), leadership, dan intern.

Selain WOM Finance, Clipan Finance menargetkan pembiayaan baru tembuh Rp 8 triliun di tahun 2023. 

Untuk menjalankan itu, Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan akan melakukan ekspansi wilayah, penetrasi pasar, fokus optimalisasi kerja sama dealer, berkolaborasi dengan digital platform, percepatan proses kredit dengan optical character recognation & credit engine. Dan yang terakhir, menggarap nasabah-nasabah Bank Panin, sebagai induk perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi