JAKARTA. Rencana PT Smart Fren Telecom Tbk (FREN) untuk mengonversi utang obligasi menjadi saham (debt to equity conversion) terus bergulir. Sebagian kecil dari pemegang obligasi FREN sudah bersedia asetnya dikonversi menjadi saham.Sekretaris Perusahaan FREN Chris Taufik menjelaskan, hingga kemarin nilai obligasi yang siap dikonversi senilai Rp 5 miliar. Adapun total nilai obligasi yang akan dikonversi mencapai Rp 606,50 miliar. Ada lebih dari 10 investor yang memiliki obligasi tersebut. Mayoritas pemegang surat utang itu merupakan investor institusi.FREN menetapkan harga konversi utang terhadap saham ini senilai Rp 50 per saham. Masa penawaran program tersebut berlangsung selama dua bulan, yakni 2 Maret hingga 2 Mei 2011.Manajemen FREN berharap semua pemegang obligasi bersedia melaksanakan debt to equity conversion. "Tapi saya tidak begitu yakin obligasi dapat terserap semua mengingat Rp 606,50 miliar bukanlah nilai yang kecil. Apalagi, sekarang sudah akhir Maret," tutur Chris.Program konversi utang terhadap saham ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) FREN yang berlangsung 19 Oktober 2010. Surat utang bernama lengkap Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 itu semula akan jatuh tempo pada 15 Maret 2012 mendatang. Dalam perjalanan bisnisnya, FREN mengalami tekanan finansial. Emiten telekomunikasi ini bahkan sempat berkali-kali gagal bayar (default) atas kupon obligasi tersebut.Di detik-detik terakhir, manajemen FREN berhasil meyakinkan para pemegang obligasi untuk mengikuti tawaran restrukturisasi yang diajukannya. Masa jatuh tempo obligasi FREN pun diperpanjang menjadi 15 Juni 2017.Manajemen FREN kini optimistis mampu bersaing kembali di pasar telekomunikasi Indonesia. Apalagi, Grup Sinarmas baru saja masuk menjadi pengendali baru di perusahaan ini.FREN juga sudah mengubah nama dari semula PT Mobile-8 Telecom Tbk menjadi PT Smart Fren Telecom Tbk. Langkah ini telah mendapatkan restu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), kemarin (23/2).RUPSLB juga mengangkat Rodolfo Pantoja menggantikan Merza Fachys sebagai presiden direktur FREN. Merza sendiri tetap masuk dalam jajaran direksi.FREN bertekad menambah menara Base Transceiver Station (BTS). Di akhir 2010, FREN memiliki 1.500 menara BTS. "Kami berharap dapat meningkat dua kali lipat tahun ini," kata Merza.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagian pemilik obligasi FREN sudah bersedia ikuti konversi
JAKARTA. Rencana PT Smart Fren Telecom Tbk (FREN) untuk mengonversi utang obligasi menjadi saham (debt to equity conversion) terus bergulir. Sebagian kecil dari pemegang obligasi FREN sudah bersedia asetnya dikonversi menjadi saham.Sekretaris Perusahaan FREN Chris Taufik menjelaskan, hingga kemarin nilai obligasi yang siap dikonversi senilai Rp 5 miliar. Adapun total nilai obligasi yang akan dikonversi mencapai Rp 606,50 miliar. Ada lebih dari 10 investor yang memiliki obligasi tersebut. Mayoritas pemegang surat utang itu merupakan investor institusi.FREN menetapkan harga konversi utang terhadap saham ini senilai Rp 50 per saham. Masa penawaran program tersebut berlangsung selama dua bulan, yakni 2 Maret hingga 2 Mei 2011.Manajemen FREN berharap semua pemegang obligasi bersedia melaksanakan debt to equity conversion. "Tapi saya tidak begitu yakin obligasi dapat terserap semua mengingat Rp 606,50 miliar bukanlah nilai yang kecil. Apalagi, sekarang sudah akhir Maret," tutur Chris.Program konversi utang terhadap saham ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) FREN yang berlangsung 19 Oktober 2010. Surat utang bernama lengkap Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 itu semula akan jatuh tempo pada 15 Maret 2012 mendatang. Dalam perjalanan bisnisnya, FREN mengalami tekanan finansial. Emiten telekomunikasi ini bahkan sempat berkali-kali gagal bayar (default) atas kupon obligasi tersebut.Di detik-detik terakhir, manajemen FREN berhasil meyakinkan para pemegang obligasi untuk mengikuti tawaran restrukturisasi yang diajukannya. Masa jatuh tempo obligasi FREN pun diperpanjang menjadi 15 Juni 2017.Manajemen FREN kini optimistis mampu bersaing kembali di pasar telekomunikasi Indonesia. Apalagi, Grup Sinarmas baru saja masuk menjadi pengendali baru di perusahaan ini.FREN juga sudah mengubah nama dari semula PT Mobile-8 Telecom Tbk menjadi PT Smart Fren Telecom Tbk. Langkah ini telah mendapatkan restu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), kemarin (23/2).RUPSLB juga mengangkat Rodolfo Pantoja menggantikan Merza Fachys sebagai presiden direktur FREN. Merza sendiri tetap masuk dalam jajaran direksi.FREN bertekad menambah menara Base Transceiver Station (BTS). Di akhir 2010, FREN memiliki 1.500 menara BTS. "Kami berharap dapat meningkat dua kali lipat tahun ini," kata Merza.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News