Sebagian saham emiten media tertekan, ini saham yang masih direkomendasikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 ikut mempengaruhi pergerakan saham emiten media. Sebagian saham-saham emiten media mencatatkan performa negatif pada tahun ini.

Secara year to date (ytd) sampai dengan Senin (12/7), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) merosot 27,19% menjadi Rp 830 per saham, PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) minus 17,68% ke level Rp 270, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 3,06% menjadi Rp 2.220 per saham.

Hanya saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang menunjukkan performa ciamik dengan peningkatan signifikan sebesar 88,57% ytd menjadi Rp 2.640 per saham. Sementara PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) hanya naik 6% menjadi Rp 53 per saham.


Analis Samuel Sekuritas Nasrullah Putra Sulaeman mengatakan, penurunan yang terjadi pada saham-saham emiten media disebabkan oleh kasus Covid-19 yang kembali meningkat. Kondisi ini membuat perusahaan-perusahaan yang biasanya beriklan berhati-hati dalam mengeluarkan dana iklannya. Alhasil, hal ini berpotensi mengurangi pemasukan iklan emiten media.

Menurut Nasrullah, risiko turunnya pemasukan iklan akan lebih besar dirasakan oleh emiten yang mengandalkan media konvensional, tercermin dari penurunan harganya yang lebih dalam. "Dengan banyaknya ketidakpastian seperti ini, investornya belum begitu percaya diri untuk mengoleksi saham-saham ini," kata Nasrullah saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/7).

Baca Juga: Sektor tambang hingga kesehatan jadi pilihan Mirae Asset Sekuritas, ini daftarnya

Kondisi agak berbeda terjadi pada SCMA yang mana terlihat dari penurunan sahamnya yang hanya 3,06% ytd. Menurut Nasrullah, investor melihat prospek yang lebih cerah dari layanan Over-The-Top (OTT) SCMA, yakni Vidio.com yang bisa banyak membantu kinerja SCMA.

Pasalnya, selain dari pendapatan iklan, Vidio.com memiliki model bisnis dengan basis berlangganan. "Itu bisa dibilang lebih resilient daripada model bisnis OTT RCTI+ milik MNCN yang masih mengandalkan belanja iklan dari perusahaan consumer goods," ucap Nasrullah.

Sementara itu, kenaikan signifikan yang terjadi pada EMTK didorong oleh beberapa sentimen. Mulai dari aksi private placement dengan nilai emisi hingga Rp 9,3 triliun, akusisi saham di PT Grab Teknologi Indonesia sehingga kini Emtek menggenggam kepemilikan 5,88%, hingga rencana initial public offering (IPO) anak usahanya, yakni PT Bukalapak.com.

Meskipun begitu, ia belum merekomendasikan saham EMTK karena belum masuk dalam cakupannya.

Untuk saat ini, Nasrullah lebih merekomendasikan buy saham MNCN dengan target harga Rp 1.650 per saham. Pasalnya, valuasi MNCN saat ini masih cukup murah, terlihat dari price earning ratio (PER) yang hanya 7,82 kali dibanding SCMA yang sudah 24,74 kali atau IPTV yang sebesar 29,31 kali.

Selanjutnya: IHSG diramal kokoh meski kasus corona melonjak, ini rekomendasi saham dari analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat