Sebanyak 20 staf di istana presiden Afghanistan terinfeksi virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 20 staf di istana Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dilaporkan tertular virus corona berdasarkan keterangan sumber internal. Sejauh ini seperti diberitakan AFP Sabtu (18/4/2020), belum ada indikasi bahwa Ghani juga menderita virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu. 

"Sekitar 20 orang terinfeksi virus corona di istana presiden. Tetapi, kabar itu tak dikeluarkan agar tidak menimbulkan panik," ucap sumber itu. 

Baca Juga: Bank Dunia ramal kemerosotan ekonomi terburuk di Asia Selatan dalam 40 tahun


Pernyataan itu dibenarkan oleh sumber kedua, yang menambahkan bahwa 12 orang dari kantor administrasi kepresidenan juga terpapar virus corona. 

Juru bicara Ghani, Sediq Sediqqi, menolak untuk menjawab dan mengarahkan pertanyaan tersebut ke Kementerian Kesehatan Afghanistan. Tetapi, kementerian kesehatan juga menolak untuk menanggapi, dan menyatakan mereka tidak berhak untuk membuka data pasien.

Ashraf Ghani baru saja memulai tugasnya untuk periode kedua pada September 2019, dan langsung menghadapi sejumlah krisis. Selain virus corona, pemerintahannya juga dihadapkan pada negosiasi perdamaian dengan Taliban, maupun serangan dari rivalnya, Abdullah Abdullah. 

Kabul saat ini berada dalam kondisi lockdown, yang baru saja diperpanjang selama tiga pekan, dengan semua kantor pemerintah ditutup. Saat ini, Afghanistan baru melaporkan 933 kasus positif Covid-19, dengan 33 di antara penderita dinyatakan meninggal dunia. 

Baca Juga: Gegara virus corona, Pentagon titahkan militer AS tidak ke luar negeri hingga 60 hari

Tetapi negara miskin itu tidak menggelar tes secara menyeluruh, dengan pakar mengkhawatirkan angka kasus sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi. Ghani dilaporkan tinggal di kompleks istana kepresidenan. Mengenakan masker dan sarung tangan, dia disebut sering menggelar rapat dengan kabinetnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "20 Staf di Istana Presiden Afghanistan Tertular Virus Corona"

Editor: Handoyo .