KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Sebanyak 22 kabupaten di Jawa Timur berstatus rawan bencana Hidrometeorologi saat puncak musim hujan pada Desember hingga Januari 2020. Selain banjir, bencana Hidrometeorologi juga berupa angin puting beliung, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Suban Wahyudiono, Senin (23/12) malam usai Rakor Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Berdasarkan pemetaan BPBD Jawa Timur, 22 daerah tersebut antara lain berpotensi banjir akibat luapan air sungai Bengawan Solo yakni Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi dan Tuban. Daerah berotensi banjir akibat luapan sungai Brantas yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi dan Jember. "Di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh meluapnya sungai Welang. Dan di Sampang, dampak luapan Sungai Kemuning," kata Suban Wahyudiono, Senin malam.
Sebanyak 22 kabupaten di Jatim rawan bencana hidrometeorologi
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Sebanyak 22 kabupaten di Jawa Timur berstatus rawan bencana Hidrometeorologi saat puncak musim hujan pada Desember hingga Januari 2020. Selain banjir, bencana Hidrometeorologi juga berupa angin puting beliung, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Suban Wahyudiono, Senin (23/12) malam usai Rakor Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Berdasarkan pemetaan BPBD Jawa Timur, 22 daerah tersebut antara lain berpotensi banjir akibat luapan air sungai Bengawan Solo yakni Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi dan Tuban. Daerah berotensi banjir akibat luapan sungai Brantas yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi dan Jember. "Di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh meluapnya sungai Welang. Dan di Sampang, dampak luapan Sungai Kemuning," kata Suban Wahyudiono, Senin malam.