KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 520 petani binaan program  Sawit Terampil Sinar Mas Agribusiness and Food dalam proses dan siap disertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Petani-petani tersebut merupakan petani perkebunan kelapa sawit di Aceh Utara dan Langkat dengan kepemilikan kebun seluas lebih dari 900 hektar.

“Ada 2 kelompok petani yang kita sudah didaftarkan ke sekretariat RSPO untuk diproses  keanggotaannya,” ujar Senior Expert for Traceability and Responsible Sourcing Sinar Mas Agribusiness and Food, Wahyu Wigati Wijayanti dalam acara acara diskusi bersama media pada Jumat (26/5).

Program Sawit Terampil diluncurkan Sinar Mas Agribusiness and Food bersama mitranya MARS dan Fuji Oil pada tahun 2020. Inisiatif tersebut bertujuan memberikan dukungan komprehensif bagi para petani swadaya melalui pembinaan kelompok dan bimbingan individu untuk membantu mereka meningkatkan praktik-praktik pertanian.

Tugu Insurance Jalin Sinergi Bisnis Strategis dengan Bank Shinhan Indonesia

Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) Targetkan Produksi Sawit Tumbuh 3% di 2023

Pelatihan peningkatan kapasitas dan sesi pendampingan yang diberikan mengajarkan petani swadaya untuk menerapkan metode budidaya yang lebih berkelanjutan dan mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan RSPO. Seperti diketahui, pemerintah memandatkan bahwa petani dan pabrik kelapa sawit yang beroperasi di negara ini setidaknya harus memenuhi standar ISPO pada tahun 2025, serta mempersiapkan mereka untuk memenuhi persyaratan RSPO.

Target Sinar Mas Agribusiness and Food, program Sawit Terampil bisa menjangkau 4.500 petani dengan 6.000 sesi pelatihan. Hingga akhir kuartal pertama tahun 2023, target tersebut telah dilampaui. Tercatat, proyek ini telah menjangkau sekitar 4.800 petani dengan lebih dari 6.600 sesi pelatihan.

Bukan tanpa alasan  Sinar Mas Agribusiness and Food menyasar petani dalam program Sawit Terampil. Wahyu berujar, sebanyak 41% kebun kepala sawit di Indonesia dikelola oleh petani swadaya.

“Sehingga mentransformasi petani sangat signifikan, karena kita mestinya ke depan tidak lagi akan membuka kebun lagi tapi lebih ke mengintensifkan produktivitas dari kebun-kebun yang ada,” tutur Wahyu.

Sedikit informasi, menurut data perusahaan, program yang diperkenalkan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dan para mitranya ini telah membantu meningkatkan produktivitas petani yang berpartisipasi sebesar rata-rata 14%.  Peningkatan paling signifikan terjadi pada kelompok umur perkebunan 21 tahun - 25 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News