JAKARTA. Indonesia masih mengandalkan perusahaan asing terkait pengadaan transportasi. Tak terkecuali pengadaan kapal. Indonesia Ship Building and Offshore Association (Iperindo) mencatat 90% kapal niaga di Indonesia berasal dari ekspor. Julius Tangketasik, Sekretaris Jenderal Iperindo mengatakan bahwa saat ini jumlah kapal niaga sekitar 13.000 unit di seluruh Indonesia. "Sebanyak 90% berasal dari impor," ujar Julius pada Selasa (13/5). Julius menjelaskan impor kapal tersebut merupakan kapal-kapal bekas dari Jepang, Korea, dan Cina.Dia berharap, hadir investor-investor dari dalam negeri baik dalam rupa pabrik pembuatan komponen atau pabrik pembuat kapal. Pasalnya 70% komponen pembuatan kapal masih berasal dari impor.Julius mengatakan, para investor itu, dari Jepang, Korea, Cina sudah beberapa kali melakukan penjajakkan ke dalam negeri. "Namun semuanya tidak jadi karena iklim usaha yang kurang kondusif. Akhirnya mereka memilih ke Vietnam, Thailand, Myanmar," ujar Julius.Alex Retraubun, Wakil Menteri Perindustrian Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan insentif untuk mendorong industri perkapalan dan maritim. "Indonesia ini termasuk negara maritim terbesar di dunia. Pengembangan maritim sangat diperlukan," ujar Alex pada Selasa.Ia mengatakan bentuk insentif dapat berupa apa saja, seperti fiskal, hubungan diplomatik kerjasama antara negara.Ia mengatakan pihaknya akan mendorong kementrian keuangan untuk memberikan insentif fiskal untuk mendorong kemaritiman. Selain itu pihaknya akan mendorong iklim usaha makin kondusif agar menarik investor ke dalam negeri, baik perusahaan komponen kapal maupun produsen kapal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebanyak 90% kapal niaga masih diimpor
JAKARTA. Indonesia masih mengandalkan perusahaan asing terkait pengadaan transportasi. Tak terkecuali pengadaan kapal. Indonesia Ship Building and Offshore Association (Iperindo) mencatat 90% kapal niaga di Indonesia berasal dari ekspor. Julius Tangketasik, Sekretaris Jenderal Iperindo mengatakan bahwa saat ini jumlah kapal niaga sekitar 13.000 unit di seluruh Indonesia. "Sebanyak 90% berasal dari impor," ujar Julius pada Selasa (13/5). Julius menjelaskan impor kapal tersebut merupakan kapal-kapal bekas dari Jepang, Korea, dan Cina.Dia berharap, hadir investor-investor dari dalam negeri baik dalam rupa pabrik pembuatan komponen atau pabrik pembuat kapal. Pasalnya 70% komponen pembuatan kapal masih berasal dari impor.Julius mengatakan, para investor itu, dari Jepang, Korea, Cina sudah beberapa kali melakukan penjajakkan ke dalam negeri. "Namun semuanya tidak jadi karena iklim usaha yang kurang kondusif. Akhirnya mereka memilih ke Vietnam, Thailand, Myanmar," ujar Julius.Alex Retraubun, Wakil Menteri Perindustrian Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan insentif untuk mendorong industri perkapalan dan maritim. "Indonesia ini termasuk negara maritim terbesar di dunia. Pengembangan maritim sangat diperlukan," ujar Alex pada Selasa.Ia mengatakan bentuk insentif dapat berupa apa saja, seperti fiskal, hubungan diplomatik kerjasama antara negara.Ia mengatakan pihaknya akan mendorong kementrian keuangan untuk memberikan insentif fiskal untuk mendorong kemaritiman. Selain itu pihaknya akan mendorong iklim usaha makin kondusif agar menarik investor ke dalam negeri, baik perusahaan komponen kapal maupun produsen kapal.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News