JAKARTA. Peredaran ponsel tidak bergaransi alias black market sungguh menakjubkan. Mengutip data Perhimpunan Importir Seluler Indonesia (PISI), jumlah total peredaran ponsel impor di Indonesia sebanyak lebih dari 31 juta unit pada 2007 lalu. Dari jumlah tersebut, porsi ponsel premium memang kecil, yakni sekitar 7% saja. Ironisnya, dari sekian banyak ponsel impor itu, Badan Pusat Statistik (BPS) hanya mencatat sekitar 2,7 juta unit yang masuk ke Indonesia secara sah. Ini artinya, ada sekitar 28 juta unit ponsel lebih yang tidak terdata alias ilegal, termasuk di dalamnya ponsel high end. Melihat peredaran ponsel ilegal yang mendominasi pasar hampir 91%, ini jelas memprihatinkan. Padahal, dari tahun ke tahun impor ponsel terus bertambah. Tahun lalu, impor ponsel meningkat tajam menjadi sebanyak 39 juta unit lebih. Bisa jadi, ponsel tak resmi pun bertambah banyak.
Sebanyak 91% Ponsel di Pasar Ilegal
JAKARTA. Peredaran ponsel tidak bergaransi alias black market sungguh menakjubkan. Mengutip data Perhimpunan Importir Seluler Indonesia (PISI), jumlah total peredaran ponsel impor di Indonesia sebanyak lebih dari 31 juta unit pada 2007 lalu. Dari jumlah tersebut, porsi ponsel premium memang kecil, yakni sekitar 7% saja. Ironisnya, dari sekian banyak ponsel impor itu, Badan Pusat Statistik (BPS) hanya mencatat sekitar 2,7 juta unit yang masuk ke Indonesia secara sah. Ini artinya, ada sekitar 28 juta unit ponsel lebih yang tidak terdata alias ilegal, termasuk di dalamnya ponsel high end. Melihat peredaran ponsel ilegal yang mendominasi pasar hampir 91%, ini jelas memprihatinkan. Padahal, dari tahun ke tahun impor ponsel terus bertambah. Tahun lalu, impor ponsel meningkat tajam menjadi sebanyak 39 juta unit lebih. Bisa jadi, ponsel tak resmi pun bertambah banyak.