MOMSMONEY.ID - Apakah Anda salah satu orang yang penasaran dengan gaya hidup
slow living yang lagi tren? Jika iya, simak penjelasannya berikut ini. Walau sudah banyak diterapkan dari lama, tak banyak yang tahu bahwa
slow living sudah dianut oleh beberapa masyarakat luas sebagai gaya hidupnya. Lalu, apa, sih, sebenarnya gaya hidup
slow living itu? Bagaimana cara menerapkan gaya hidup
slow living?
Secara umum, dilihat dari namanya,
slow living merupakan gaya hidup “lambat” dan tidak berapi-api.
Baca Juga: Intip Cara Menolak Wawancara Kerja dengan Sopan di Sini Namun, secara filosofis, menurut dokter pengobatan China Dr. Jenelle Kim di laman
Byrdie,
slow living adalah pendekatan sadar pada kehidupan yang melibatkan pergerakan lambat dalam keseharian. Tujuannya adalah agar lebih bisa menghargai setiap momen dan memprioritaskan hal-hal yang lebih penting terlebih dahulu dalam hidup.
Slow living sendiri merupakan lawan dari
hustle culture, yang mengharuskan penganutnya untuk bergerak dalam tempo cepat. Bukan berarti malas, tidak produktif, dan tidak memiliki ambisi, ya.
Slow living malah bisa memberikan manfaat untuk memprioritaskan hal-hal penting untuk menunjang produktivitas.
Baca Juga: Bisa Terjadi Kapan Saja, Kenali 5 Cara Mengatasi dan Mencegah Burnout Ini yuk Laman
The Good Trade menjelaskan,
slow living bisa membantu penganut gaya hidup ini untuk terkoneksi kembali dengan hal-hal
mindfulness. Dari mulai hobi, pekerjaan, kehidupan sosial, dan juga diri sendiri. Apakah
slow living penting? Jawabannya tergantung dari kebutuhan masing-masing, ya. Bagi yang suka untuk meningkatkan koneksi dan intensi pengembangan diri sendiri, maka
slow living bisa dicoba. Sebab,
slow living lebih berfokus untuk meningkatkan intensi, menemukan arti, dan kesenangan dalam kegiatan sehari-hari dengan perlahan dan sadar. Lalu, bagaimana cara menerapkan
slow living? Caranya pun juga tergolong mudah, lo. Yaitu, hanya dengan melakukan hal-hal yang penting saja dengan sadar.
Baca Juga: Merasa Tak Punya Emosi? Ketahui Emotional Numbness dan Tandanya Berikut Ini Prioritaskan kebahagiaan dan kesejahteraan diri dengan melakukan atau memilih kegiatan yang bisa jadi penunjang. Jika perlu, hilangkan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat. Seperti terlalu lama bermain media sosial atau menonton serial. Coba ubah dengan kegiatan lain yang bisa memberikan lebih banyak manfaat dan kesenangan untuk diri. Misalnya, berolah raga, jalan-jalan ke luar rumah, piknik, atau melakukan hobi yang disukai.
Selain itu, mulai menggunakan produk-produk
slow living yang tidak instan pun juga bisa dipilih. Dari mulai menghindari pakaian
fast fashion, mengurangi makanan fast food, serta mulai menerapkan
mindful eating. Hasilnya, gaya hidup
slow living benar-benar membuat penganutnya lebih merasa tenang, aman, peka pada diri dan orang lain, serta bahagia karena mengerti prioritas dan menikmati setiap proses dalam hidup. Setelah mengetahui apa itu gaya hidup
slow living, apakah Anda tertarik untuk mencobanya? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Christ Penthatesia