JAKARTA. Untuk pertama kalinya dalam pekan ini, rupiah mencatatkan penguatan pagi ini (29/8). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.34 WIB, rupiah di pasar spot menguat 0,2% menjadi Rp 10.919 per dollar AS. Kemarin, rupiah sempat menyentuh level 10.955 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak April 2009 lalu. Sementara, jika dibandingkan di pasar non deliverable forwards (NDF), posisi rupiah lebih kuat 4,8%. Asal tahu saja, kontrak rupiah di pasar NDF untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,8% menjadi 11.460. Penguatan rupiah dipicu oleh spekulasi investor bahwa bank sentral Indonesia akan meningkatkan suku bunga acuan pada pertemuan yang berlangsung hari ini untuk membahas mengenai kondisi ekonomi Indonesia. "Pelaku pasar memprediksi adanya pengetatan kebijakan moneter untuk menunjukkan upaya Bank Indonesia mengembalikan kepercayaan pasar," jelas Mika Martumpal, head of treasury research and strategy PT Bank CIMB Niaga di Jakarta kepada Bloomberg. Dia menambahkan, pasar belum akan merespon dengan cepat karena investor masih menunggu dampak kebijakan sebelumnya yakni kebijakan untuk menangani inflasi dan defisit neraca perdagangan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebelum pertemuan BI digelar, rupiah menguat
JAKARTA. Untuk pertama kalinya dalam pekan ini, rupiah mencatatkan penguatan pagi ini (29/8). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.34 WIB, rupiah di pasar spot menguat 0,2% menjadi Rp 10.919 per dollar AS. Kemarin, rupiah sempat menyentuh level 10.955 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak April 2009 lalu. Sementara, jika dibandingkan di pasar non deliverable forwards (NDF), posisi rupiah lebih kuat 4,8%. Asal tahu saja, kontrak rupiah di pasar NDF untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,8% menjadi 11.460. Penguatan rupiah dipicu oleh spekulasi investor bahwa bank sentral Indonesia akan meningkatkan suku bunga acuan pada pertemuan yang berlangsung hari ini untuk membahas mengenai kondisi ekonomi Indonesia. "Pelaku pasar memprediksi adanya pengetatan kebijakan moneter untuk menunjukkan upaya Bank Indonesia mengembalikan kepercayaan pasar," jelas Mika Martumpal, head of treasury research and strategy PT Bank CIMB Niaga di Jakarta kepada Bloomberg. Dia menambahkan, pasar belum akan merespon dengan cepat karena investor masih menunggu dampak kebijakan sebelumnya yakni kebijakan untuk menangani inflasi dan defisit neraca perdagangan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News